Hampir setiap orangtua mengeluhkan sulitnya mendidik anak. Meski begitu, orang tua tetap disarankan untuk tidak menyerah hingga beralih dengan cara yang mengarah pada kekerasan, baik kekerasan fisik maupun psikis. Hal tersebut dikarenakan efek buruk dari tindak kekerasan terhadap anak kelak.
Nah, berikut beberapa alasan kenapa dilarang untuk memukul anak:
1. Apa yang sering dilakukan orang tua cenderung akan ditiru oleh anak sebagai sebuah cara untuk bersikap. Jadi, memukul anak akan membuat prilaku anak menjadi lebih agresif dan kecenderungan berprilaku menyimpang saat remaja akan semakin besar.
2. Hukuman dalam bentuk kekerasan bukan sebuah bentuk pendidikan yang mengajarkan anak untuk dapat menyelesaikan konflik dengan cara yang efektif dan lebih manusiawi.
3. Kekerasan bisa mengganggu ikatan antara orangtua dan anak. Ikatan yang seharusnya didasari atas cinta dan saling menghargai tergantikan dengan rasa takut.
4. Anak yang sering dihukum biasanya akan mudah marah dan frustasi. Dia juga cenderung menjadi pendendam ketika tumbuh dewasa.
5. Anak yang sering dipukul akan mengalami trauma sehingga akan selalu dihantui ketakutan. Hal itu juga berdampak pada kepercayaan diri si anak kelak.
6. Berkaca dari orangtuanya yang suka memukul, anak belajar kalau memukul merupakan cara yang bisa dilakukan untuk mengeksperikan perasaan dan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, sungguh memukul anak bukanlah cara yang tepat untuk mendidik mereka atau membuat mereka jadi orang yang lebih baik.sumber
Quote:
Quote:
|
Quote:
Quote:
pertanyaan seorang ibu:Anak saya suka mencari perhatian dengan segala macam tingkah yang sering membuat saya emosi. Kadang saya sampai memukul sikecil dengan sebatang lidi. Apakah tindakan saya dapat mempengaruhi perilaku anak saya? tolong masukannya..
Jawaban Pakar psikolog:
Bunda, sebetulnya tak perlu lho memukul anak, karena banyak sekali teknik menangani perilaku anak tanpa harus memukulnya. Yang pasti, setelah Bunda memukul anak, sebetulnya banyak sekali yang terjadi tanpa disadari oleh Bunda maupun oleh anak. Yang pertama, mungkin anak merasa sakit di bagian tubuh yang dipukul. Tapi setelah sakitnya hilang sebetulnya rasa sakit hati anak gara-gara dipukul belum tentu sudah sembuh. Kalau masih saja merasa sakit hati, kemungkinan anak akan merasa ’rugi’ untuk menuruti apa yang diminta oleh Bunda. Di sisi lain, kalau dia merasa dekat dengan Bunda, dia akan merasa bersalah untuk tak menuruti. Konflik antara ingin nurut tapi rugi nurut ini bisa jadi masalah besar buat anak. Efeknya macam-macam, dan lebih sering merugikan.