vonis hukuman : 14 tahun penjara di Cipinang, dipindahkan ke Nusakambangan.
masa hukuman potong remisi : 9 tahun 10 bulan
Dengan tubuhnya jangkung dengan kulitnya yang bersih. Tutur katanya halus. Mungkin orang akan mengira dia hanyalah seorang lelaki biasa saja. Seorang ayah yang baik, yang mengajari PR bagi anak-anaknya, atau suami yang menyayangi istrinya. Apalagi di masa mudanya di juga tampan. Dan dia indo, lahir di Garut Garut, 06 November 1948. Tapi siapa sangka dia adalah pimpinan kawanan perampok yang sangat disegani. Yohanes Hubertus Eijkenboom atau Johnny Indo.
Johny Indo dan 12 anak buahnya yang ia beri nama “pachinko” alias pasukan china kota sangat disegani sebagai perampok yang malang melintang di Jakarta dan sekitarnya. Johnny Indo adalah spesialis perampok toko emas dan selalu melakukan aksi pada siang hari. Mereka yang merampok toko emas di Cikini, Jakarta Pusat, pada 1979. Perampokan ini menjadi berita yang menggemparkan karena gerombolan membawa lima pistol, satu buah granat, dan puluhan butir peluru. Johnny mengaku mendapatkan senjata api dari sisa-sisa pemberontakan RMS, PRRI atau DI TII.
Sesungguhnya Johnny Indo berasal dari keluarga miskin. Sejak kecil dia suka membaca buku termasuk petualangan Sunan Kalijaga yang sebelum menjadi wali merupakan perampok, namun perampok untuk kebaikan semua dengan membagikan hasil rampokan kepada orang miskin. Atau tentang Si Pitung seorang perampok budiman dari Jakarta. Robbin Hood yang berkiprah di desa kecil bernama Nottingham, Inggris.
Berkali-kali pula Johny Indo mengulangi perbuatannya dan hasil jarahannya dia bagi-bagikan kepada masyarakat miskin. Namun sepandai-pandai tupai melompat sekali gagal juga. Pepatah itu nampaknya berlaku juga buat Johny Indo dan kelompoknya. Karena kekuranghati-hatian salah seorang anggota kelompoknya yang menjual emas, hasil barang jarahan sembarangan, satu demi satu anak buah Johny Indo dibekuk petugas. Johny Indo akhirnya tertangkap di Gua Kiansiantang, Sukabumi, Jawa Barat. Dia diganjar 14 tahun penjara dan dijebloskan ke Nusakambangan.
Ternyata mendekam di Nusakambangan tidak membuat petualangan Johny Indo berakhir. Bersama 14 tahanan lainnya, Johny Indo membuat geger karena kabur dari sel. Hampir semua aparat keamanan waktu itu dikerahkan untuk menangkap Johny Indo dan kelompoknya. Namun setelah bertahan hingga dua belas hari, Johny Indo pun menyerah. Dia menyerah karena sudah berhari-hari tidak makan. Selain itu 11 tahanan yang melarikan diri bersamanya tewas diberondong peluru petugas. Kisah pelarian Johny Indo yang legendaries itu bahkan sempat diangkat ke layar film dengan Johny Indo sebagai bintangnya sendiri.
Johnny Indo yang dalam karirnya merampok pantang melukai korbannya selama di penjara itu banyak waktu luang, dari sana mulai berfikir tentang jati diri, akhirnya selama dipenjara banyak belajar agama Islam karena sebelumnya beragama nasrani.
Kini Johny Indo tinggal di daerah Sukabumi, Jawa Barat bersama istrinya, Vinny Soraya dan kedua putra-putrinya. Ia telah berubah. Ia menjalani kehidupan barunya sebagai seorang juru dakwah. Di saat senggang ia menghabiskan waktu dengan membenahi rumahnya yang sederhana sambil menunggu panggilan dakwah.
link
---
Johny Indo awalnya dikenal sebagai perampok toko emas di Jakarta dan sekitarnya pada era tahun 1970an yang dilakukan pada siang hari bersama kelompoknya Pachinko (Pasukan China Kota).Aksi paling terkenal Johnny Indo adalah merampok toko emas di Cikini, Jakarta Pusat, pada 1979.
Setelah Bebas dari Penjara, ia beralih profesi menjadi Aktor. Film yang pernah dibintanginya antara lain :
Johny Indo (1987)
Badai Jalanan (1989)
Langkah-Langkah Pasti (1989)
Titisan Si Pitung (1989)
Laura Si Tarzan (1989)
Misteri Cinta (1989)
Susuk (1989)
Perangkap di Malam Gelap (1990)
Tembok Derita (1990)
Tongkat Sakti Puspanaga (1990)
Diskotik D.J. (1990)
Ajian Ratu Laut Kidul (1991)
Misteri Ronggeng (1991)
Daerah Jagoan (1991)
link
----
catatan :
dulu pernah juga beliau tampil di KickAndy MetroTV. Menariknya, beliau sempat menangis saat dipertemukan dengan pak Tasbani, Interogator polisi yang menanganinya dahulu.
Pak Tasbani
-----
Pada 20 Mei 1982, di sebuah sel yang dekil, di LP Nusakambangan. Seorang napi, berinisial SS, memberi doktrin singkat. Algojo asal Solo itu sudah menyiapkan kilatan pedang. Sebuah gerakan akan dilakukan. MM ditugasi merampas senjata petugas portir. Sementara lainnya, ditugasi menjebol pintu gerbang, menyiapkan api, dan membabat petugas. Yang lain, mengomando kawan-kawannya agar secepatnya kabur.
Pukul 11.00 WIB, rencana akan dilakukan. MM juga ditugasi membunuh Johny Indo jika dia tidak ikut lari. Siang sudah nyaris menunjuk angka 11.00. Itu artinya, gerakan akan dimulai. Kebetulan, sang kepala LP Permisan, Nusakambangan, sedang piknik ke Pangandaran. Di luar sel, gemuruh suara "serbu... serbu... serbu... serang..." disusul rentetan tembakan berjibaku tak henti-henti. Gerbang jebol. Johny tersadar. Didatangi MM dengan pedang di tangan. "Mau ikut lari tidak? Kalau tidak, saya akan membunuhmu," gertak MM. Sekejap, Johny ikut kabur bersama 34 napi lain dari LP Permisan, Nusakambangan. Para napi pun kabur masuk hutan yang masih perawan. Esoknya, masyarakat dibuat gempar. Raja perampok emas berhasil kabur dari penjara yang mirip "Alcatraz-nya" Indonesia itu. Johny Indo pun dibaptis sebagai dalang pelarian.
Tiga hari, para napi terlunta-lunta di hutan. Hutan amat ganas, penuh jurang, binatang buas, dan alam yang tak ramah. Hari kelima, kondisi makin runyam. Petugas gabungan polisi, satpam LP, dan tentara, terus melacak. Matahari belum naik, tiba-tiba suara letusan pistol menyerbu rombongan napi. Satu, dua orang terjengkang. Tiga, empat lainnya roboh. 17 ditangkap hidup. Tetapi, Johny Indo lolos. Hari kesepuluh dilewati. Hanya tinggal dua orang. Empat orang tewas karena sakit. Dua lainnya tewas tenggelam. Sepuluh lainnya tewas diterjang peluru petugas. Johny berjalan sendiri. Keluar Nusakambangan teramat susah. Persis hari ke-12 pelariannya, tiga motor boat mengerang. Seolah-olah menghampirinya. "Saya menyerah, Pak," kata Johny gemetar.
Itulah sedikit kisah pelarian Johny Indo, penjahat kelas kakap, dari LP Permisan Nusakambangan. Siapa sejatinya Johny Indo? Dia adalah perampok toko emas yang paling licin. Sedikitnya 7 kali aksinya lolos dari kejaran petugas. Perampok bukan pembunuh. Haram hukumnya menyakiti wanita dan membunuh mangsa. Itu larangan tegas di organisasi mafianya. Anak seorang tentara Belanda Mathias Eijkenboom yang membelot dan kimpoi dengan Sephia, gadis Banten. Di usianya yang baru 16 tahun, dia sudah kimpoi dengan Stella (15).
Dia pernah jadi sopir truk, trailer, hingga tukang bengkel. Lantas, dia berubah drastis menjadi seorang foto model laris dan artis beken. Lima anak lahir dari rahim Stella. Namun, hidup glamor gaya Johny Indo membuatnya mabuk. Dia juga simpanan seorang istri pejabat. Wajahnya memang ganteng, putih, hidung mancung, dan matanya biru. Itu sebabnya dia dipanggil Johny Indo.
Dari hidupnya yang mewah itulah, lantas dia selalu kekurangan uang. Honor foto model tak mencukupi. Lantas, dia diajak kawan-kawannya merampok. Dengan bekal pistol dan senjata Thomson, dia bersama AA, K, N berhasil membuat gempar masyarakat Jakarta dan menyiutkan nyali para pedagang emas.
Hingga akhirnya, 20 April 1979, di Sukabumi, di sebuah Gua Kutameneuh, bekas tempat persemedian Prabu Siliwangi, di Gunung Guruh, Sukabumi, Johny tertangkap dalam kondisi loyo. Saat itu, dia sedang tirakat. Dia dijebloskan ke Cipinang 14 tahun lamanya dan dipindahkan ke Nusakambangan. Namun, 9 tahun 10 bulan saja ia alami hukuman itu. Dia pun pernah main film saat menjadi tahanan di Nusakambangan, setelah pelariannya yang gagal.
Hidup glamor, dikelilingi cewek cantik, pernah berbuat jahat, disel di Cipinang, lalu dipindah ke Nusakambangan. Kata Johny, hari-hari berat di Nusakambangan adalah menyalurkan hubungan seksual. "Ini yang paling berat. Dulu, dia mengatasinya dengan (maaf) onani. Tetapi, lama-kelamaan itu tak dilakukannya lagi. "Saya berbuat jahat maka saya harus menjalani hukuman ini sebagai risiko.
Tahun pertama dipenjara, perasaan marah, benci, dendam selalu menjadi hantu yang menakutkan. Jika tak diatasi, perasaan ini bisa meledak dan menjadi masalah baru.
Johny Indo Part II
JHONY INDO, PENJAHAT YANG PALING DI SEGANI DI ERA TAHUN 1970
Dia dikenal dengan nama Johny Indo. Di era 1970-an Johny Indo dan kelompoknya sangat disegani sebagai perampok yang malang melintang di Jakarta dan sekitarnya. Sejumlah toko emas yang pernah dijarahnya antara lain toko emas di daerah Cikini dan Senen Jakarta Pusat.
”Waktu itu hasil rampokan kalau ditotal sekitar 120 kilogram” ujar Johny Indo ketika tampil di Kick Andy. Johny mengaku, melakukan kejahatan dengan merampok karena terinspirasi oleh si Pitung, tokoh Betawi yang gigih melawan penjajah Belanda.
“Hasil jarahan itu tidak dinikmati sendiri dan kelompok, melainkan sebagian dibagikan kepada warga miskin. Walau saya menggarong tapi saya masih ingat warga miskin dan kelaparan. Kata Johny Indo yang menganggap apa yang dilakukannya mengikuti jekak idolanya, Si Pitung yang sering menolong masyarakat kelas bawah.
Berkali-kali aksi Johny Indo dan kelompoknya yang ia beri nama “pachinko” alias pasukan china kota, lolos dari sergapan aparat kepolisian. Namun sepandai-pandai tupai melompat sekali gagal juga. Pepatah itu nampaknya berlaku juga buat Johny Indo dan kelompoknya. Karena kekuranghati-hatian salah seorang anggota kelompoknya yang menjual emas, hasil barang jarahan sembarangan, satu demi satu anak buah Johny Indo ditangkap petugas.
Johny Indo yang waktu itu mengoleksi berbagai jenis senjata api dan berkarung-karung peluru sudah mempunyai firasat akan tertangkap. Ia pun berpindah-pindah tempat mulai dari Pandeglang hingga Cirebon.
“Saya pusing dan bingung waktu itu, hampir semua koran memberitakan kalau polisi terus memburu saya dari segala penjuru. Akhirnya saya lari ke daerah Sukabumi, Jawa Barat. Saya masuk ke sebuah Goa yang gelap dan angker, dengan harapan bisa menghilang. Eh, saya malah ditangkap Koramil setempat” ujar Johny tertawa getir mengenang peristiwa itu.
Johny Indo akhirnya diganjar 14 tahun penjara dan dijebloskan ke penjara yang keamannya ekstra ketat Nusakambangan.
Ternyata mendekam di Nusakambangan tidak membuat semuanya berakhir. Bersama 14 tahanan lainya, Johny Indo membuat geger karena kabur dari sel.Hampir semua aparat keamanan waktu itu dikerahkan untuk menangkap Johny Indo dan kelompoknya. Namun setelah bertahan hingga sembilan hari, Johny Indo pun menyerah.
“Saya menyerah karena sudah berhari-hari tidak makan.Selain itu 11 tahanan yang melarikan diri bersamanya tewas diberondong peluru petugas”ujarnya. Perjalanan Johny Indo memang penuh warna. Setelah selesai menjalani hukuman, ia terjun ke dunia film menjadi bintang film. Bermodalkan tampang yang ganteng ia terjun ke dunia film. Puluhan film telah ia bintangi antara lain, Si Pitung, Nyi Blorong, dan Pelarian dari Nusakambangan.
Masih banyak lagi kisah Johny Indo yang menarik untuk disimak, antara lain pengalaman pertama kali saat ia mulai terjun ke dunia rohani untuk berdakwah bersama KH Zainuddin MZ. Ada pengalaman lucu di sini, yaitu tertukarnya amplop honor seusai berdakwah. Amplop yang seharusnya untuk KH Zainuddin MZ oleh panitia diberikan kepada Johny Indo, begitu juga sebaliknya.
Kini Johny Indo, yang terlahir bernama Yohannes Hubertus Elkkenboom tinggal di daerah Sukabumi, Jawa Barat bersama istrinya, Vinny Soraya dan kedua putra-putrinya. Ia mengaku bahagia bersama keluarganya. Di saat senggang ia menghabiskan waktu dengan membenahi rumahnya yang sederhana sambil menunggu panggilan dakwah.
link
-----
Tobat Total Johny Indo
Liputan6.com, Sukabumi: Hidayah telah mengubah Johny Indo, dari penjahat kelas kakap menjadi mubalig yang didengar petuahnya. Setelah menjadi muslim, Johny yang kini bernama Haji Umar Billah menyerahkan jiwa dan raganya hanya untuk Islam [baca: Johny Indo, dari Bui Menjadi Dai].
Untuk menjadi Umar Billah tentu saja tak semudah membalikkan telapak tangan. Belum lama berselang, SCTV berkesempatan mengorek latar belakang kehidupan mantan gembong perampok spesialis emas ini di rumahnya di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat. Bekas biang perampok era 70-an ini harus melalui jalan berliku untuk meraih Islam.
Mendengarkan penuturan dan kisah hidup Johny Indo bak adegan dan setting sebuah film. Lantaran itu pula, kisah bekas terpidana 14 tahun kurungan penjara di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan itu menarik minat PT Tobali Indah Film. Kisah itu diangkat ke sebuah filam layar lebar berjudul Johny Indo, Kisah Nyata Seorang Narapidana. "Saya menjadi bintang utamanya atas rekomendasi Harmoko dan Menteri Kehakiman saat itu Ismail Saleh," kata Johny Indo yang mempunyai nama Belanda Johanes Hubertus Eijkenboom.
Setelah sukses main film, popularitas Johny Indo sebagai foto model, bintang iklan, figuran film yang sebelumnya digeluti, kembali terkuak. Saat itulah karirnya kembali meroket. Saat itu pula Johny kembali terbelit "penyakit" klasik: harta, tahta, dan wanita.
Namun sepertinya, Tuhan masih sayang kepada Johny Indo. Di saat itu, anak bekas Tentara Belanda (KNIL) itu teringat masa-masa di Nusakambangan. "Rekan-rekan yang beragama Islam di penjara itu kayaknya luntur kekerasannya. Mereka melakukan ibadah puasa dan ketika takbir mereka menangis. Itu menandakan bahwa kejahatan yang dilakukannya adalah suatu kekhilafan," tutur Johny Indo, mengenang.
Islam kemudian menjadi pilihan hidup kendati harus mengorbankan keluarga. Keputusan itu sangat pahit sehingga harus bercerai dengan istri pertama yang telah memberinya lima anak. Kini blasteran Belanda-Pandeglang, Banten, ini hidup tenang bersama istri keduanya yang telah memberi dua anak di Sukabumi.
Kendati demikian, Johny Indo tetap masih peduli dengan nasib para napi. Menurut dia, nasib napi bukan hanya tanggung jawab mereka sendiri tetapi juga pemerintah. Bahkan, Johny bisa menjamin 99 persen bekas napi akan kembali hidup wajar dan tak kembali ke bui bila pemerintah membeli modal atau keterampilan. "Selama ini pemerintah hanya memberi surat izin mengemudi bagi yang berminat, tetapi itu tidak cukup, seharusnya modal usaha juga," kata Johny Indo.
Di sebuah senja di Cicurug, tepat selepas Magrib. Umar Billah yang mengidolakan Umar bin Khatab karena sama-sama bekas preman, masih tegar berdiri di mimbar sebuah masjid. Itulah kehidupan rohani Johny Indo yang bekas garong, memberikan ceramah agama dari masjid ke masjid hingga merambah ke luar Kota Sukabumi. Sang istri, Vonny Soraya, bangga. " Pokoknya saya hanya mau tahu Bang Johny yang sekarang. Abang yang sudah lempeng," kata Vonny
link
---
Johny Indo, dari Bui Menjadi Dai
Liputan6.com, Sukabumi: Masih ingat kisah pelarian 35 narapidana dari Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada 1982? Bila masih, tentu Anda tak lupa dengan tokoh utamanya yang legendaris Johny Indo. Bekas garong yang paling ditakuti ini sekarang tobat total dan menjadi mubalig alias dai.
Ketika ditemui SCTV di rumahnya di Cicurug, Sukabumi, Jawa Barat, belum lama berselang, bekas perampok yang kini bernama muslim Umar Billah ini bercerita panjang lebar seputar kehidupannya yang penuh petualangan. Johny Indo muda bernama asli Johanes Hubertus Eijkenboom. Nama tambahan "Indo" muncul kemudian ketika ia berurusan dengan polisi. Dalam Berita Acara (BAP) pemeriksaan sebuah kasus, tiba-tiba saja polisi memberikan nama tambahan itu. "Jadi sebenarnya nama Indo itu adalah anugerah dari polisi," kata Johny, yang memang blasteran Belanda-Pandeglang, Banten.
Secara berkelakar, Johny menjadi perampok atau penjahat sebenarnya "tak disengaja". Selain lantaran kemiskinan yang menjerat, menurut dia, saat itu seseorang sangat mudah mendapatkan senjata api. "Awalnya main-main. Ketika itu saya coba-coba menembakkan senjata dan orang ketakutan. Bahkan ada orang yang meninggalkan hartanya. Setelah itu menjadi keterusan," tutur Johny mengenang.
Johny dikenal sebagai spesialis perampok toko emas. Daerah operasinya di Ibu Kota, antara lain Sawah Besar, Jatinegara, Tanahabang, dan Roxy. Total jenderal, sembilan toko yang dirampok menghasilkan 120 kilogram emas. Hasil rampokan, menurut Johny, selain untuk berfoya-foya juga dibagi-bagikan sebagian ke orang-orang miskin atau kaum duafa. Kendati demikian, kisah yang menyerupai Robin Hood itu, tetap diakui Johny sebagai kekhilafan dan membuat dia terdampar di "Alcatraz"-nya Indonesia.
Kisah Johny tak berhenti di situ. Setelah bebas dari Nusakambangan, Johny akhirnya memeluk agama Islam. Namun, keputusannya itu mendapat tantangan dari keluarga dan berakhir dengan perceraian dari Stella. Dari istri pertamanya itu Johny dikarunia lima anak. Selama tiga tahun Johny menduda. Selama itu ia bukan malah menjadi orang baik-baik. "Penyakit lama" kumat kembali bahkan Johny memiliki puluhan anak buah dengan bersenjata lengkap. "Boleh dikatakan saat itu kami bukan perampok lagi tetapi gerombolan kecil," kata Johny yang kerap membawa tiga pistol dan menjepit granat di ketiaknya ini mengenang.
Johny dulu dan Johny sekarang tentu saja lain. Dari pernikahannya yang kedua dengan Vonny Soraya, penulis buku Johny Indo, Tobat dan Harapan ini dikarunia dua anak. Sang istri yang jauh lebih muda mengaku sebelumnya tak tahu banyak tentang kehidupan Johny. Ia baru tahu, kisah hidup suaminya dari film Johny Indo, Kisah Nyata Seorang Narapidana.