Tuesday, June 21, 2011
Fakta Seputar Gizi
* Anda sering mendengar khasiat antioksidan? Konon, dialah pasukan pelawan radikal bebas, molekul pemicu kerusakan sel serta penuaan dini. Namun, sejumlah pakar masih menyang sikan klaim manfaat antioksidan lantaran hasil riset khasiatnya yang masih lemah. Kendati suplemen antioksidan begitu marak dipromosikan, Dr Inge Permadhi MS SpGK menyarankan agar masyarakat memilih bahan pangan alami saja.
* Suplemen makanan dapat mendatangkan efek toksik. Sebab, begitu dikonsumsi, tubuh tidak punya mekanisme untuk menolaknya meskipun zat atau vitamin yang cadangan sudah mencukupi. Sebaliknya, dari sumber alami, yakni sayur dan buah, kelebihan pasokan secara otomatis akan dibuang oleh tubuh.
* Anemia dapat terjadi akibat kekurangan besi. Bisa juga lantaran cadangan asam folat ataupun kalsium di tubuh sudah minus. Untuk menghindari dampak negatif defisiensi tersebut saat kehamilan, konsumsi asam folat ekstra 200 mikrogram dan tambahan kalsium 250 gr dalam bentuk makanan alami serta suplemen.
* Tiap hari di luar masa kehamilan tubuh menantikan asupan 400 mikrogram asam folat. Asam folat yang termasuk golongan vitamin B ada pada sayuran hijau dan kacang-kacangan serta buah jeruk. Ia berperan dalam sintesis DNA.
* Ketika tidak sedang mengandung, tubuh memerlukan 1.000 mg kalsium per harinya. Susu dan bahan pangan turunannya serta ikan merupakan sumber kalsium terbaik. Andaikan cadangan tubuh tidak mencukupi ketika seorang perempuan mengandung, janin akan menyerap kalsium dari tulang ibunya untuk proses kalisfikasi tulangnya. Inilah dapat mengakibatkan pengeroposan tulang pada ibu.
* Tubuh memerlukan 55 persen karbohidrat di makanannya. Komposisi lemak cukup 30 persen dan protein sebanyak 15 persen.
* Manusia membutuhkan serat sebesar 25 sampai 30 gr per hari. Pastikan ada sayur dan buah dalam menu makan harian Anda. Pilihlah buah potong sekaligus untuk menjaga kesehatan gigi. Proses mengunyah bermanfaat untuk menghindari keropos pada gigi. Jika bosan dengan buah dalam bentuk aslinya, pilihlah yang sudah diblender ketimbang dalam bentuk jus. “Dengan begitu, kita tetap mendapatkan serat dari buah,” kata Inge.