Laman

Wednesday, April 20, 2011

Tentang aki tekor pada motor

Gans,
karena banyak sekali yang tanya tentang aki tekor, mau pakai aki besar dan sebagainya, ane mau sharing yang menurut ane benar dalam hal kelistrikan motor.

Sebenarnya sudah dari dulu ane bermain dengan kelistrikan motor. Dulu masih belum ngerti, sekarang pun masih banyak belajar.

Sekarang mencuat sekali masalah aki tekor karena banyak menggunakan perlengkapan touring, lampu HID dan aksesoris lain.

Trus banyak dech yang mau ganti aki besar lah, dobel aki lah, dobel kiprok lah, hanya gara2 aki tekor.

Ok, yang menurut ane benar (belum tentu benar karena ane masih banyak belajar) adalah:

  1. Sistem kelistrikan bawaan pabrik sudah diatur sedemikian rupa untuk memiliki ketahanan cukup serta pengisian cukup selama motor dalam keadaan standar.
  2. Kebanyakan sistem pasokan listrik dari sepul masih terbagi dua. Ini yang sering disebut belum full DC., atau bahasa kaskusnya half wave.
  3. Untuk yang non full DC, listrik dari kiprok dibagi dua, sebagian kecil untuk mengisi aki dikontrol oleh kiprok, satu lagi untuk langsung menyalakan lampu, juga dikontrol oleh kiprok.
  4. Nah, motor yang udah full DC misalnya Tiger 2000, Suzuki Thunder 250, thunder 125, Kymco Trend 2000, Kymco Metica, Vixion, Pulsar 220, Ninja 250, dan sebagianya semua listrik dari sepul dipasok langsung ke aki dan dikontrol kiprok yang full DC juga. Dan semua perlengkapan listrik diambil dari aki.
  5. Untuk yang belum full DC, listrik ntuk lampu merupakan listrik yang kurang stabil. Makanya kalau dalam keadaan stasioner, lampu akan menjadi redup, lalu kalau digas baru terang dan di tegangan tertentu ditahan oleh kiprok agar lampu tidak putus

Pada sistem pengisian yang benar, seharusnya listrik yang ada di aki hanya digunakan saat starter. Saat mesin hidup, aki akan kembali diisi oleh sepul hingga penuh, dan sepul akan memasok semua kebutuhan motor.

Untuk motor yang belum full DC, pasokan listrik yang ke aki tidak besar, karena hanya digunakan untuk pengapian, lampu rem, klakson. Sedangkan yang besar diteruskan langsung ke lampu.

Nah, lampu HID sangat menuntuk listrik yang stabil, jadi harus diambil langsung dari aki. Karena pengisian aki tidak dirancang untuk penggunaan lampu, jelas aki menjadi tekor. Kalau pasang HID langsung di motor yang full DC nggak masalah. Nah, di sini yang salah kaprah. Banyak yang ingin ganti aki besar agar tidak tekor.

Sebenarnya aki bisa diibaratkan bak mandi. Kalau air di bak dipakai, agar airnya tidak habis, tentu harus diisi dari kran. Nah, pengisian dari kran ini harus cukup untuk mengimbangi pemakaian air tadi. Kiprok adalah kran tersebut yang bekerja secara otomatis, kalau bak penuh air distop, kalau bak kurang penuh air ditambah.

Jadi, kalau mau pasang HID, yang benar adalah kita rubah arus pengisiannya menjadi full DC. Jalur sepul yang tadinya dibagi dua, dijadikan satu sehingga menghasilkan listrik yang besar. Lalu kiproknya juga diganti yang full DC.

Kalau sudah begini, meski aki yang digunakan kecil, asal pasokan listriknya cukup, ya tidak akan tekor. Lihat saja Vixion yang hanya menggunakan aki 3.5Ah, tidak tekor untuk semua lampu. Atau kalau dilihat pada mobil, aki yang digunakan kecil, paling 35 Ah, tapi alternatornya bisa 120Ah, makanya cukup tuh buat lampu besar, audio, kipas radiator, AC dan sebagainya.

Lalu seberapa besar listrik yang dihasilkan dan seberapa banyak aksesoris yang bisa dipasang? Semua tergantung tiga komponen. Besarnya sepul, kekuatan magnet dan besarnya kiprok. Masing-masing motor berbeda. Ada yang besar dan ada yang kecil. Kalau kurang, menggulung sepul secara manual memang bisa membantu, tapi besarnya kekuatan magnet khan tidak bisa ditambah. Jadi naiknya arus pun biasanya tidak bisa sangat significant.

Efek dari merubah non full DC menjadi Full DC

Beberapa bulan yang lalu ada yang pasang HID di bengkel Ane, motornya Revo Absolute. Sekalian juga ane rubah ke Full DC. Dan setelah dua hari balik lagi komplain karena merasa mesinnya lebih panas dan tenaganya menjadi besar. Ane bilang kalau mesin panas berlebih, tenaganya pasti drop, dan dia khawatir kenapa tenaganya jadi besar. Tajut mesinnya kenapa2.

Itu adalah efek positive dari Full DC. Pengapian Revo udah DC yang diambil langsung dari aki. Setelah dirubah Full DC, tegangan aki menjadi jauh lebih stabil. Dengan demikian, kerja CDI pun lebih stabil sehingga api menjadi lebih besar. Inilah yang membuat tenaga motor jadi naik.

Lalu apa efek negatifnya? mmm yang jelas harus bayar ongkos rubahnya plus beli kiproknya. Mungkin ada di antara Agans yang bertanya, kenapa pabrikan tidak membuat semua motor full DC? Ane tidak tahu jawaban pastinya. Yang jelas customer kita khan maunya gampang. Motor tetep bisa jalan meski aki jebol. Jadinya ya begitu deh. Sama dengan customer dulu yang khawatir mobil matik nggak bisa didorong kalau aki soak. Masa iya sich bisa beli mobil tapi nggak bisa beli aki? hehehe.

Cara mengetahui tekor tidaknya aki

Cara paling ideal untuk melihat apakah aki tekor adalah menggunakan ampere meter. Namun mencari ampere meter dengan skala kecil agak mahal. (kalau mobil bisa puluhan ampere). Nah, paling mudah adalah dengan menggunakan volt meter. Bisa menggunakan multi tester digital murah yang banyak di jual di toko elektronik. Atau tambahkan aksesoris volt meter di motor Agans.

Melihatnya mudah. Saat tidak ada beban, ukur tegangan aki. Misalnya muncul angka 12.7V. Lalu hidupkan mesin, seharusnya akan naik maksimal 14.2V. Jika lebih berarti over charge. Jika tidak bertambah berarti tidak ada pengisian.

Lalu nyalakan semua lampu atau beban listrik. Biasanya yang normal akan turun kembali sedikit di bawah tegangan awal. Misalnya 12.4V. Nah, coba naikkan rpm mesin. Jika tegangan mampu naik di atas tegangan awal, misalnya 12.9V, berarti tidak tekor. Yang paling bagus stabil di angka sekitar 13.8V saat digas.