Laman

Showing posts with label Kebudayaan. Show all posts
Showing posts with label Kebudayaan. Show all posts

Thursday, March 28, 2013

Tsansa, Kepala Musuh yang Dibuat Sekecil Bola

Langsung aja deh gan ane cuma mau share suatu yang harus agan tau.
Tahu jenglot, kan? Figur manusia yang hanya seukuran 10-12 cm, konon fosil orang berilmu tinggi yang menyusut dan memiliki kekuatan magis. Di Amerika Selatan juga ada legenda serupa. Namun, hanya bagian kepala yang dibuat menyusut dan bila jenglot belum bisa dibuktikan secara ilmiah, sebaliknya kepala menyusut di Amerika ada proses yang dapat dijelaskan.


Kepala menyusut, atau shrunked head awalnya menjadi mitos yang sangat menakutkan di kawasan Amerika. Dulu, para penjelajah di kawasan Barat Amerika ngeri bila harus bertemu dengan suku Indian karena dua hal: kepala yang dikuliti (scalp) dan kepala yang dibuat kecil hingga seukuran bola tenis atau lebih kecil lagi.

Walau tidak semua suku Indian mempraktekan aksi brutal tersebut, biasanya legenda soal shrunked head menyebar di daerah Amerika Selatan, tepatnya di hutan hujan Amazon. Di tempat ini terdapat suku Shuar, Achuar, Huambisa, dan Aguaruna yang suka memburu kepala manusia untuk disusutkan. Mereka menyebutnya Tsansa (tzantza).


Nah, dalam edisi terbaru jurnal Archaeological and Anthropoligcal Sciences, para peneliti telah menganalisa bukti DNA yang mengungkapkan kisah legenda suku pemburu kepala di Amazon memang nyata.

Suku-suku tersebut membuat kepala jadi mengecil tidak dengan cara magis, tetapi dengan menghilangkan tengkorak dari kepala (setelah memenggal kepala musuh). Sayatan dibuat di bagian belakang leher dan semua kulit dan daging akan dihapus dari tempurung kepala. Biji merah ditempatkan di bawah kelopak mata dan kelopak mata yang dijahit tertutup.

Lalu bola kayu akan ditempatkan sebagai pengganti tengkorak untuk membentuk kepala ‘baru’ yang lebih kecil. Daging tersebut kemudian direbus dalam air yang telah diisi dengan sejumlah jamu yang mengandung tanin.

“Setelah dipenggal, kepala musuh dengan teliti diciutkan melalui proses perebusan dan pemanasan dalam perayaan spiritual. Ini bertujuan agar roh jahat musuh terkunci. Proses ini juga untuk melindungi pembunuhnya dari balas dendam roh musuh,” papar Gila Kahila Bar-Gal, penulis penelitian kepada Discovery News.


Konon, praktek tsansa ini memiliki makna keagamaan. Menyusutkan kepala musuh diyakini bisa mengambil semangat (spirit) si korban dan memaksanya melayani sang pemilik kepala. Hal ini juga untuk mencegah jiwa korban membalas kematiannya.

Penguasaan orang kulit putih di Amerika sempat menambah buruk perlakuan biadab ini. Orang kulit putih ternyata gemar mengoleksi tsansa, sehingga banyak praktek jual-belitsansa. Dilaporkan, di tahun 1930-an harga sebuah tsansa hanya dibandrol 25 dollar saja.

Meningkatnya permintaan pasar juga membuat beberapa orang di Panama dan Kolombia membuat tsansa palsu. Mereka menggunakan mayat dari rumah duka atau kepala monyet. Seorang peneliti, Kate Duncan sempat menulis, “Diperkirakan bahwa sekitar 80 persen daritsantsa di tangan swasta dan museum yang palsu.”

Monday, November 19, 2012

13 Candi Ter-Indah di Dunia

Quote:
1. Candi Matahari di Modhera, Gujarat, India.

Eksterior candi ini memiliki postur 4 dewa dan 8 penjaga mata angin yang menjadi ciri khas candi-candi Hindu. Candi yang dibangun pada tahun 1026 ini didedikasikan untuk Dewa Matahari dalam kepercayaan Hindu.

Quote:
2. Candi Chennakeshava di Karnataka, India

Dianggap sebagai representasi arsitektur Hoysala, Candi Chennakeshava di Karnataka, India ini didedikasikan kepada dewa Hindu, Wisnu, dengan menara dan kuil. Seperti candi pada umumnya, setiap bagiannya memiliki filosofi tersendiri.

Quote:
3. Candi Dwarasamudra, Karnataka, India

Dikenal juga dengan nama Dwarasamudra pada abad ke-12 dan 13, Halebeedu merupakan ibu kota Kerajaan Hoysala. Candi ini berlokasi di 30 km Hassan, Karnataka, India. Nama Dwarasamudra berasal dari hadirnya danau di samping Candi Hoysaleshwara. Dwara berarti pintu masuk, Samudra berarti lautan. Danau luas tersebut terlihat bagai lautan. Nama ini kemudian berubah menjadi Halebeedu (kota yang hancur) saat Kesultanan Moghul menghancurkannya tiga kali. ...

Quote:
4. Candi Seeyamangalam Pallava, Chennai, India

Candi Seeyamangalam Pallava ini berlokasi di Seeyamangalam, 80 km dari Chennai, India. Dibangun oleh raja Pallava, Mahendrawarman I pada abad ke-7. Candi ini dibuat sebagai persembahan untuk Stambeshwara, bentuk lain Dewa Siwa.

Quote:
5. Candi Chausat Yogini, India, Madhya Pradesh

Berlokasi di pusat India, Madhya Pradesh, Candi Chausat Yogini ini disebut juga sebagai Candi 64 Yogini. Berlokasi di atas bukit Bedaghat, 20 km dari Jabalpur. Candi ini dipersembahkan untuk Mahadewi Durga.

Quote:
6. Thanjavur, 342 km dari Chennai, India

Thanjavur, 342 km dari Chennai, India adalah pusat budaya Tamil Nadu. Candi yang paling monumental di sini adalah Brihadeeswarar yang dibangun oleh Raja Raja Chola I pada tahun 1011 untuk mengenang kejayaan Kerajaan Chola. Candi ini merupakan yang terbesar di India.

Quote:
7. Istana Orchha dibangun dekat Sungai Betwa, Madhya Pradesh

Istana Orchha dibangun dekat Sungai Betwa, Madhya Pradesh. Dibangun oleh Raja Orchha pada abad ke-16 dengan 2 istana utama: Istana Raja dan Istana Jahangir.

Quote:
8. Candi Tungnath, India

Candi Tungnath, berlokasi pada ketinggian 12,073 kaki di atas permukaan laut. Candi ini merupakan yang candi Siwa tertinggi di dunia. Candi berumur 1.000 tahun ini dianggap berhubungan langsung dengan legenda Pandawa dari kisah Mahabarata. Candi ini berlokasi di Tehri Gahrwal, India.

Quote:
9. Candi Achyuta Rayas, India

Candi Achyuta Rayas merupakan contoh terbaik candi dengan arsitektur Vijayanagara. Candi inilah yang terakhir tersisa sebelum kerajaannya jatuh. Candi ini menyerupai komplek kecil dan didedikasikan untuk Dewa Wisnu. Berlokasi di Hampi, India.

Quote:
10. Angkor Wat, Kamboja

Angkor Wat. Ya, inilah candi Hindu terbesar di dunia. Sisa peradaban masa lalu terekam jelas di sini. Dibangun oleh Raja Suryawarman II pada abad ke-12, candi ini kemudian menjadi simbol Kamboja dan menjadi daya tarik utama di negeri tersebut.

Quote:
11. Kota kecil Bishnupur di Bengali Barat

India ini dikenal dengan candi-candi terakotanya dan kaya dengan tradisi artistiknya. Candi-candi di kota ini dihiasi dengan keramik terakota yang menggambarkan kisah-kisah Mahabarata.

Quote:
12. Kuil Badami, India

Kuil Badami terletak di dalam gua sebelah utara Karnataka, India. Kuil ini dianggap sebagai representasi paling sempurna dari arsitektur Badami Chalukya.

Quote:
13.Candi Borobudur, Indonesia

dibangun pada abad ke-9 di masa pemerintahan Kerajaan Sailendra. Candi besar yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia ini dihiasi dengan 2.672 panel relief dan 504 patung Buddha.

Quote:

Monday, March 12, 2012

Sejarah Badik, Senjata Khas Sulawesi Selatan

EWAKO !!!
adalah sebuah kata yang akrab di telinga masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya masyarakat Bugis-Makassar....
Menurut Kamus Populer Inggris-Makassar Indonesia-Makassar, kata rewako merupakan terjemahan dari kata ‘berani’ dalam bahasa Indonesia, dan ‘brave’ dalam bahasa Inggris. Keberanian masyarakat Bugis-Makassar tergambar dalam semboyan pelaut Bugis-Makassar, yang juga menjadi petuah (pappasang) Bapak Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo: Takunjunga bangunturu’ Takugunciri gulingku Kualleanna Tallanga Natoalia. Artinya: Tidak begitu saja aku ikut angin buritan. Aku akan putar kemudiku. Lebih baik aku tenggelam daripada balik haluan.
Mungkin kata-kata EWAKO ini memang cocok dengan senjata khas Sulawesi Selatan yang akan kita bahas yaitu "BADIK"

Quote:
Badik atau badek adalah pisau dengan bentuk khas yang dikembangkan oleh masyarakat Bugis dan Makassar. Badik bersisi tajam tunggal atau ganda. Seperti keris, bentuknya asimetris dan bilahnya kerap kali dihiasi dengan pamor. Namun demikian, berbeda dari keris, badik tidak pernah memiliki ganja (penyangga bilah).

Badik ini merupakan senjata khas tradisonal Makassar, Bugis dan Mandar yang berada dikepulauan Sulawesi. Ukurannya yang pendek dan mudah dibawa kemana mana, tapi jangan salah lho kalau badik ini sudah keluar dari sarungnya pantang untuk dimasukkan sebelum meminum darah.

Maka biasanya senjata adat yang bernama Badik ini dahulu sering dipakai oleh kalangan petani untuk melindungi dirinya dari binatang melata dan atau membunuh hewan hutan yang mengganggu tanamannya. Selain itu karena orang bugis gemar merantau maka penyematan badik dipinggangnya membuat dia merasa terlindungi.

Badik memiliki bentuk dan sebutan yang berbeda-beda tergantung dari daerah mana ia berasal. Di Makassar badik dikenal dengan nama badik sari yang memiliki kale (bilah) yang pipih, batang (perut) buncit dan tajam serta cappa dan banong (sarung badik). Sementara itu badik Bugis disebut kawali, seperti kawali raja (Bone) dan kawali rangkong (Luwu). Kawali Bone terdiri dari bessi (bilah) yang pipih, bagian ujung agak melebar serta runcing. Sedangkan kawali Luwu terdiri dari bessi yang pipih dan berbentuk lurus. Kawali memiliki bagian bagian: Pangulu (ulu), bessi (bilah) dan wanoa (sarung)
Quote:
Umumnya badik digunakan untuk membela diri dalam mempertahankan harga diri seseorang atau keluarga. Hal ini didasarkan pada budaya siri' dengan makna untuk mempertahankan martabat suatu keluarga. Konsep siri' ini sudah menyatu dalam tingkah laku, sistem sosial budaya dan cara berpikir masyarakat Bugis, Makassar dan Mandar di Sulawesi Selatan. Selain dari pada itu ada pula badik yang berfungsi sebagai benda pusaka, seperti badik saroso yang memiliki nilai sejarah. Ada pula sebagian orang yang meyakini bahwa badik berguna sebagai azimat yang berpengaruh pada nilai baik dan buruk seseorang.
Macam-macam Badik

1. Badik Raja (gecong raja, bontoala)

Quote:

Gambar 1. Badik Raja (gecong raja, bontoala)
badik yang asalnya dari daerah kajuara kabupaten bone , dalam pembuatan badik ini,, orang2 disekitar kajuara sana masih percaya jika badik raja dibuat oleh makhluk halus, ketika malam, terdengar suara palu bertalu-talu dalam lanraseng gaib sampai paginya masyarakat sana menemukan jadilah sebuah badik raja,, badik ini bilahnya aga” besar ukurannya 20-25 cm, menurut bang ray divo, Ciri-ciri badik raja hampir mirip dengan badik lampobattang, bentuk bilahnya agak membungkuk, dari hulu agak kecil kemudian melebar kemudian meruncing. Pada umumnya mempunyai pamor timpalaja atau mallasoancale di dekat hulunya. Bahan besi dan bajanya berkualitas tinggi serta mengandung meteorit yang menonjol dipermukaan, kalau kecil disebut uleng-puleng kalau besar disebut batu-lappa dan kalau menyebar di seluruh permukaan seperti pasir disebut bunga pejje atau busa-uwae. Badik raja di masa lalu hanya digunakan oleh arung atau dikalangan bangsawan-bangsawan dikerajaan Bone.


2. Badik Lagecong

Quote:

Gambar 2. Badik Lagecong
Badik lagecong,, Badik bugis satu ini dikenal sebagai badik perang, banyak orang mencarinya karna sangat begitu terkenal dengan mosonya (racunnya), banyak orang percaya bahwa semua alat perang akan tunduk pada badik gecong tersebut,,
ada dua versi , yang pertama ,Gecong di ambil nama dari nama sang pandre (empu) yang bernama la gecong, yang kedua diambil dari bahasa bugis gecong atau geco”, yang bisa diartikan sekali geco” (sentuh) langsung mati,,
sampai saat ini banyak yang percaya kalau gecong yang asli adalah gecong yang terbuat dari daun nipah serta terapung di air dan melawan arus,, wallahu alam,, panjang gecong biasanya sejengkalan orang dewasa, pamor lonjo,, bentuknya lebih pipih,tipis tapi kuat.


3. Badik Luwu

Quote:

Gambar 3. Badik Luwu
Badik luwu,, badik luwu yang berasal dari kabupaten luwu, bentuknya agak sedikit membungkuk, mabbukku tedong (bungkuk kerbau), bilahnya lurus dan meruncing kedepan,, badik bugis kadang diberikan pamor yang sangat indah, hingga kadang menjadi buruan para kolektor ..di bajanya terdapat rakkapeng atau sepuhan pada baja yang konon disepuh dengan bibir dan “maaf” alat kelamin gadis perawan sehingga konon tidak ada orang yang kebal dengan badik luwu ini,


4. Badik Lompo Battang (badik siperut besar/jantung pisang)

Quote:

Gambar 4. Badik Lompo Battang
Badik lompo battang atau sari,, badik ini berasal dari Makassar, bentuknya seperti jantung pisang, ada jg yang bilang seperti orang hamil, makanya orang menyebutnya lompo battang (perut besar), konon katanya jika ada orang terkena badik ini, maka dia tidak akan bertahan dalam waktu 24 jam,

Wednesday, February 8, 2012

13 Ritual Chio Tau, Tradisi Unik Pernikahan Etnis Tionghoa



Quote:
CHIO Tau merupakan tradisi pernikahan etnis Tionghoa yang kental dengan unsur budaya. Prosesi Chio Tau terdiri atas 13 ritual yang harus dilewati calon pasangan suami-istri.
Tradisi sekali seumur hidup Chio Tau bukanlah sembarang upacara bagi warga Tionghoa. Tradisi ini merupakan titik balik dari dunia remaja dan dunia dewasa di hadapan Tuhan.
General Manager Mal Ciputra Jakarta, Ferry Irianto, menjelaskan bahwa upacara Chio Tau (Shang Dou dalam bahasa Mandarin) secara harfiah berarti menata kepala atau menata rambut. Masyarakat Tionghoa yang belum melakukan Chio Tau berarti belum sah secara tradisi.
Sayangnya, upacara tradisional Tionghoa ini sudah hampir punah akibat modernisasi, keterbatasan biaya, dan lingkungan. "Betapa tidak, upacara ini memiliki total 13 langkah yang harus dilakukan berurutan.

Berikut 13 rangkaian prosesi Chio Tau:

Quote:
1. Penghormatan di meja sam kai (leluhur)

Awal upacara, orangtua mempelai memasang lilin di meja Sam Kai, di depan gantang yang berisi beras dan perangkat yang diletakkan di sebuah meja. Dilanjutkan dengan memasang dupa (hio) oleh orang tua agar upacara berkalan lancar. Pengantin lalu digandeng orangtua di tangan kirinya. Pengantin juga ikut memasang hio di meja Sam Kai.
Quote:
2. Penyisiran rambut

Pengantin duduk di atas kursi yang diletakkan di atas tampah. Naik tampah berarti pengantin memasuki dunia rumah tangga sehingga ia harus hidup mandiri. Pengantin pria mengenakan baju putih dan perempuan mengenakan atasan putih dengan bawahan kain onde. Rambut pengantin disisir sebanyak tiga kali dengan ditarik lurus. Lalu adik paling kecil dari mempelai wanita menyisir dengan harapan 'panjang jodoh, panjang umur, dan panjang rejeki'.
Quote:
3. Pemberian uang pelita

Pengantin menerima uang pelita yang digunakan untuk modal dagang bagi keluarga barunya. Uang ini diletakkan di dalam gantang berisi beras.
Quote:
4. Pemakaian baju pengantin

Pengantin perempuan akan dipasang kembang goyang 25 bunga dan burung Hong sebagai lambang putri raja. Hal ini dimaksudkan agar mempelai menjadi ratu sehari. Pengantin wanita lalu dipasangkan kun (rok) warna hijau menutupi celana panjang. Pengantin pria dipakaiakan baju Chio Tau seperti baju pejabat Mandarin di jaman kekaisaran.
Quote:
5. Pai Ciu

Orangtua memberikan ciu (arak beras) kepada anak agar berani tumbuh dan bernyali menghadapi kehidupan dalam keluarga baru.
Quote:
6. Makan 12 mangkuk

Pengantin harus memakan hidangan dalam 12 mangkuk kecil sebagai simbol makanan tiap bulan sepanjang tahun. Sepasang bocah pendamping mendampingi proses ini.
Quote:
7. Makan nasi melek

Ini adalah simbol suapan terakhir dari ibu yang memberi makan terakhir kali kepada pengantin. Ayahnya juga menyuguhkan minuman terakhir. Arti dari proses ini adalah bahwa tugas orang tua telah selelsai dalam membimbing anaknya.
Quote:
8. Pemasangan oto dan kerudung

Pengantin perempuan memakai oto (kantong yang diikat di perut) yang berisi buku Tong Shu, angpao, dan kue. Hal ini berarti orang tua membekali anak perempuannya dengan pengetahuan dan panganan. Pemasangan kerudung hijau melambangkan pelepasan orangtua untuk diserahkan pada pengantin lelaki.
Quote:
9. Sawer

Pengantin disawer oleh kedua orang tua berupa beras kuning dan uang logam. Itu bertujuan agar pengantin mendapat berkah yang melimpah.
Quote:
10. Sembahyang kimpoi

Pengantin melakukan sembahyang kimpoi dengan pemasangan dupa di meja Sam Kai untuk berterimakasih kepada tuhan.
Quote:
11. Soja pengantin

Pengantin lelaki bersoja tiga kali menghormati si perempuan yang dalam posisi duduk. Hal ini melambangkan niat baik dan penghormatan bagi teman hidup. Dilanjutkan dgn membuka kerudung hijau yang dikenakan pengantin perempuan dgn menggunakan kipas yang dipegang oleh pengantin pria.
Pengantin pria lalu melepas oto yang dipasang di pengantin perempuan, sementara pengantin perempuan membuka satu kancing baju pengantin lelaki. Hal ini sebagai lambang dimulainya kehidupan rumah tangga.
Quote:
12. Suap-suapaan pengantin

Saling suap-suapan onde, buah atap (kolang kaling), kue lapis, dan agar-agar. Makna onde adalah kehidupan rukun, buah atap adalah mantap menapaki hidup, kue lapis adalah rejeki berlapis, agar-agar adalah lambang perkimpoian tetap segar.
Quote:
13. Teh pay

Kedua pengantin menyuguhkan teh pada orang tua, yang dibalas dengan pemberian angpao sebagai bekal hidup. Dengan ini, penikahan Chio Tau telah sah dilakukan.

Friday, February 3, 2012

Mengenal Jenis-jenis Wayang di Indonesia

Jenis-jenis Wayang di indonesia


Spoiler for 1:
Wayang kulit purwa


Quote:
wayang kulit purwa adalah salah satu wayang yang terbuat dari kulit sapi atau lembu (makanya di sebut wayang kulit ) ,mengisahkan cerita cerita purwa Ramayana dan Mahabharata .Cerita wayang kulit purwa pertama kali diciptakan dan diadopsi dari Cerita atau Naskah asli dari India oleh Sunan Kalijaga sebagai sarana dakwah Agama Islam


Spoiler for 2:
Wayang Orang


Quote:
wayang orang sama definisinya dengan wayang kulit tetapi bedanya sesuai dengan namanya, wayang ini diperankan oleh Orang atau Wong


Spoiler for 3:
Wayang Golek


Quote:
wayang golek terbuat dari kayu .biasanya kayu yang dipakai adalah kayu mahoni .wayang golek banyak di gunakan dalam beberapa cerita .diantaranya wayang golek purwa yang menceritakan tentang epos Ramayana dan Mahabharata ,wayang golek lenong betawi yang menceritakan tentang betawi ,misalnya si manis jembatan ancol atau si jampang jago betawi .


Spoiler for 4:
Wayang Suluh


Quote:
wayang suluh adalah wayang yang menceritakan tentang penyuluhan kepada rakyat atau berisi sindiran kepada pejabat atau pemerintah


Spoiler for 5:
Wayang Wahyu


Quote:
wayang wahyu menceritakan tentang alkitab atau bibel .wayang ini di ciptakan pertama kali oleh Pdt.Bruder Tometheos ,terbuat dari kulit sapi atau lembu


Spoiler for 6:
Wayang beber


Quote:
wayang beber pada zaman sekarang telah punah di telan zaman , .wayang ini terbuat dari kain gulungan ,lalu dalang membuka gulungan ,menancapkannya dan menceritakan adegan di gulungan tersebut ,tapi kemungkinan besar di beberapa daerah masih ada .. kita hanya bisa berharap Wayang Beber belum sepenuhnya punah

10 Senjata Tradisional Unik

Sepanjang peradaban, perang tak pernah luput dari sejarah. Dan, ada perang berarti ada senjata untuk mengalahkan lawan. Yang lazim dikenal mungkin panah, tombak, pisau dan jenisnya. Nah, uniknya, ada juga senjata-senjata yang diciptakan dengan bentuk nan aneh. Beberapa diantaranya adalah:


1. Katar

Katar merupakan senjata bangsa India yang membuat pemakainya memiliki cakar seperti Wolverine (ingat salah satu tokoh di film X-Men?). Sekilas, katar seperti pisau tunggal. Namun memiliki tombol yang saat diaktifkan akan membagi pisau menjadi tiga bagian.

2. Zhua

Kalau yang satu ini berasal dari Cina, serupa seperti katar tapi berbeda bentuk. Fungsinya seperti cakar yang bisa menusuk dan melepaskan daging dari tubuh. Zhua lebih sering digunakan untuk menghancurkan perisai musuh.

3. Flying Fire

Flying fire disebut juga Nest of Bees, berasal dari Cina. Bentuknya seperti tabung heksagonal berisi buluh-buluh kayu sebagai anak panah. Berbeda dengan panah biasa, dengan flying fire ini, laju anak panah lebih cepat dan kuat. Hebatnya, bisa sekaligus meluncurkan 32 anak panah sekaligus.

4. Chu Ko Nu

Masih dari Cina, dengan bentuk panah seperti ini pastinya lebih hebat baik dari kekuatan, jangkauan dan kecepatannya. Terakhir digunakan saat perang Sino-Japanese 1894-1895.

5. Chakram

Chakram berbahan dasar logam ini digunakan secara luas oleh Sikh India peringkat tinggi. Berbeda dengan frisbee, chakram dilemparkan vertikal. Dengan tepi yang sangat tajam bisa mengiris lengan atau kaki dengan mudah.

6. Scissor

Pastinya bukan gunting biasa, karena gunting yang satu ini dipakai oleh para gladiator Romawi kuno. Perhatikan gambar, ada tabung panjang dari logam yang dikenakan sang gladiator untuk menutupi tangan mereka, dan bagian atasnya berbentuk setengah lingkaran yang sangat tajam.

7. Macuahuitl

Senjata yang satu ini digunakan bangsa Aztec untuk menangkap musuh atau korban hidup-hidup. Bentuknya seperti pedang dengan pisau cukur yang sangat tajam. Terdapat gerigi-gerigi tajam yang bisa merobek kulit.

8. Kpinga

Suku Azande dari Nubia, Afrika memiliki senjata tradisional yang disebut kpinga. Penggunaannya seperti pisau lempar, panjangnya sekitar 22 inci dan memiliki tiga bilah pisau. Pisau yang mirip alat kelamin pria sebagai simbol kekuatan maskulin pemiliknya. Saat pemilik senjata ini menikah, biasanya kpinga dipersembahkan sebagai hadiah kepada keluarga istrinya.

9. Hook Swords

Biarawan Shaolin di Cina Utara punya senjata yang sangat indah, artistik, namun mematikan. Panjang pedang ini kira-kira 4 hingga 6 meter.

10. Mere Club

Suku-suku Maori di Selandia Baru menggunakan senjata ini yang berbahan dasar batu giok nephrite, untuk menusuk lawannya. Mere Club digolongkan sebagai senjata yang memiliki nilai spiritual tinggi. Setiap Mere Club memiliki nama tersendiri secara turun-temurun. Bahkan, mereka percaya ada kekuatan spiritual di dalamnya.

Thursday, May 5, 2011

Asal Usul dan Sejarah Lomba Karapan Sapi di Madura

Karapan Sapi


Quote:
Bagi masyarakat Madura, karapan sapi bukan sekadar sebuah pesta rakyat yang perayaannya digelar setiap tahun. Karapan sapi juga bukan hanya sebuah tradisi yang dilaksanakan secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Karapan sapi adalah sebuah prestise kebanggaan yang akan mengangkat martabat di masyarakat.

Sejarah asal mula Kerapan Sapi tidak ada yang tahu persis, namun berdasarkan sumber lisan yang diwariskan secara turun temurun diketahui bahwa Kerapan Sapi pertama kali dipopulerkan oleh Pangeran Katandur yang berasal dari Pulau Sapudi, Sumenep pada abad 13.

Awalnya ingin memanfaatkan tenaga sapi sebagai pengolah sawah. Brangkat dri ketekunan bgimna cara membajak sapinya bekerja ,mengolah tanah persawahan, ternyata berhasil dan tanah tandus pun berubah menjadi tanah subur.

Melihat gagasan bagus dan membawa hasil positif, tentu saja warga masyarakat desa mengikuti jejak Pangerannya. Akhirnya tanah di seluruh Pulau Sapudi yang semula gersang, menjadi tanah subur yang bisa ditanami padi. Hasil panenpun berlimpah ruah dan jadilah daerah yang subur makmur.

Setelah masa panen tiba sebagai ungkapan kegembiraan atas hasil panen yang melimpah Pangeran Ketandur mempunyai inisiatif mengajak warga di desanya untuk mengadakan balapan sapi. Areal tanah sawah yang sudah dipanen dimanfaatkan untuk areal balapan sapi. Akhirnya tradisi balapan sapi gagasan Pangeran Ketandur itulah yang hingga kini terus berkembang dan dijaga kelestariannya. Hanya namanya diganti lebih populer dengan “Kerapan Sapi”.

Bagi masyarakat Madura, Kerapan Sapi selain sebagai tradisi juga sebagai pesta rakyat yang dilaksanakan setelah sukses menuai hasil panen padi atau tembakau. Kerapan sebagai pesta rakyat di Madura mempunyai peran di berbagai bidang. Misal di bidang ekonomi (kesempatan bagi masyarakat untuk berjualan), peran magis religius (misal adanya perhitungan-perhitungan tertentu bagi pemilik sapi sebelum bertanding dan adanya mantra-mantra tertentu), bidang seni rupa (ada pada peralatan yang mempunyai hiasan tertentu), bidang seni tari dan seni musik saronen (selalu berubah dan berkembang).



Anatomi Kerapan

Pengertian kata “kerapan” adalah adu sapi memakai “kaleles”. Kaleles adalah sarana pelengkap untuk dinaiki sais/joki yang menurut istilah Madura disebut “tukang tongko”. Sapi-sapi yang akan dipacu dipertautkan dengan “pangonong” pada leher-lehernya sehingga menjadi pasangan yang satu.

Orang Madura memberi perbedaan antara “kerapan sapi” dan “sapi kerap”. Kerapan sapi adalah sapi yang sedang adu pacu, dalam kaedaan bergerak, berlari dan dinamis. Sedang sapi kerap adalah sapi untuk kerapan baik satu maupun lebih. Ini untuk membedakan dengan sapi biasa. Ada beberapa kerapan yaitu “kerrap kei” (kerapan kecil), “kerrap raja’’ (kerapan besar), ‘kerrap onjangan” (kerapan undangan), “kerrap jar-ajaran” (kerapan latihan).

Kaleles sebagai sarana untuk kerapan yang dinaiki tokang tongko dari waktu ke waktu mengalami berbagai perkembangan dan perubahan. Kaleles yang dipakai dipilih yang ringan (agar sapi bisa berlari semaksimal mungkin), tetapi kuat untuk dinaiki tokang tongko (joki).

Sapi kerap adalah sapi pilihan dengan ciri-ciri tertentu. Misalnya berdada air artinya kecil ke bawah, berpunggung panjang, berkuku rapat, tegar tegak serta kokoh, berekor panjang dan gemuk. Pemeliharaan sapi kerap juga sangat berbeda dengan sapi biasa. Sapi kerap sangat diperhatikan masalah makannya, kesehatannya dan pada saat-saat tertentu diberi jamu. Sering terjadi biaya ini tidak sebanding dengan hadiah yang diperoleh bila menang, tetapi bagi pemiliknya merupakan kebanggaan tersendiri dan harga sapi kerap bisa sangat tinggi.
Quote:

Sapi Kerap
Sapi kerap ada tiga macam yaitu sapi yang “cepat panas” (hanya dengan diolesi bedak panas dan obat-obatan cepat terangsang), sapi yang “dingin” (apabila akan dikerap harus dicemeti berkali-kali), dan sapi “kowat kaso” (kuat lelah, memerlukan pemanasan terlebih dahulu).

Pada waktu akan dilombakan pemilik sapi kerap harus mempersiapkan tukang tongko (joki), “tukang tambeng” (bertugas menahan, membuka dan melepaskan rintangan untuk berpacu), “tukang gettak” (penggertak sapi agar sapi berlari cepat), “tukang gubra” (orang-orang yang menggertak sapi dengan bersorak sorai di tepi lapangan), “tukang ngeba tali” (pembawa tali kendali sapi dari start sampai finish), “tukang nyandak”(orang yang bertugas menghentikan lari sapi setelah sampai garis finish), “tukang tonja” (orang yang bertugas menuntun sapi).
Quote:

Kontes Sapi Kerap
Beberapa peralatan yang penting dalam kerapan sapi yaitu kaleles dan pangonong, “pangangguy dan rarenggan” (pakaian dan perhiasan), “rokong” (alat untuk mengejutkan sapi agar berlari cepat). Dalam kerapan sapi tidak ketinggalan adanya “saronen” (perangkat instrumen penggiring kerapan). Perangkatnya terdiri dari saronen, gendang, kenong, kempul, krecek dan gong.



Pesta Rakyat

Umumnya sebuah pesta rakyat, penyelenggaraan Kerapan Sapi juga sangat diminati oleh masyarakat Madura. Setiap kali penyelenggaraan Kerapan Sapi diperkirakan masyarakat yang hadir bisa mencapai 1000-1500 orang. Dalam pesta rakyat itu berabagai kalangan maupun masyarakat Madura berbaur menjadi satu dalam atmosfir sportifitas dan kegembiraan.

Sisi lain yang menarik penonton dari karapan sapi adalah kesempatan untuk memasang taruhan antarsesama penonton. Jumlah taruhannya pun bervariasi, mulai dari yang kelas seribu rupiahan sampai puluhan, bahkan ratusan juta rupiah. Biasanya penonton yang berdiri disepanjang arena taruhannya kecil, tidak sampai jutaan. Tetapi, para petaruh besar, sebagian besar duduk di podium atau hanya melihat dari tempat kejauhan. Transaksinya dilakukan di luar arena, dan biasanya berlangsung pada malam hari sebelum karapan sapi dimulai.



Adu Gengsi


Pemilik sapi karapan memperoleh gengsi yang tinggi manakala mampu memenangkan lomba tradisional tersebut. Selain itu, harga pasangan sapi pemenang karapan langsung melambung. Mislnya, harga sapi yang memenangkan lomba Karapan Sapi 2003 melambung menjadi Rp200 juta dari 2 tahun sebelumnya hanya Rp40 juta.

Untuk membentuk tubuh pasangan sapi yang sehat membutuhkan biaya hingga Rp4 juta per pasang sapi untuk makanan maupun pemeliharaan lainnya. Maklum, sapi karapan diberikan aneka jamu dan puluhan telur ayam per hari, terlebih-lebih menjelang diadu di arena karapan. Berdasarkan tradisi masyarakat pemilik sapi karapan, maka hewan tersebut menjelang diterjunkan ke arena dilukai di bagian pantatnya yakni diparut dengan paku hingga kulitnya berdarah agar dapat berlari cepat. Bahkan luka itu diberikan sambal ataupun balsem yang dioles-oleskan di bagian tubuh tertentu antara lain di sekitar mata.