Laman

Saturday, April 21, 2012

Mengenal Lebih Jauh Sosok Pejuang Hak Hak Wanita di Indonesia - Ibu R.A. Kartini

Quote:

Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak hingga Hamengkubuwana VI.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi[2], maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkimpoian itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Quote:
Quote:
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, R.M. Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Quote:
Quote:
Pemikiran
Quote:
Quote:
Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.
Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah.
Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup. Kartini sangat mencintai sang ayah, namun ternyata cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah dalam surat juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.
Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, memang terungkap dalam surat-suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut. Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.
Pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niat untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kimpoi..." Padahal saat itu pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi.
Saat menjelang pernikahannya, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi lebih toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu. Dalam surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mengembangkan ukiran Jepara dan sekolah bagi perempuan bumiputra saja, tetapi juga disebutkan agar Kartini dapat menulis sebuah buku.
Perubahan pemikiran Kartini ini menyiratkan bahwa dia sudah lebih menanggalkan egonya dan menjadi manusia yang mengutamakan transendensi, bahwa ketika Kartini hampir mendapatkan impiannya untuk bersekolah di Betawi, dia lebih memilih berkorban untuk mengikuti prinsip patriarki yang selama ini ditentangnya, yakni menikah dengan Adipati Rembang.
Buku
Quote:
Quote:

  • Habis Gelap Terbitlah Terang
Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara.
Pada 1938, buku Habis Gelap Terbitlah Terang diterbitkan kembali dalam format yang berbeda dengan buku-buku terjemahan dari Door Duisternis Tot Licht. Buku terjemahan Armijn Pane ini dicetak sebanyak sebelas kali. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Armijn Pane menyajikan surat-surat Kartini dalam format berbeda dengan buku-buku sebelumnya. Ia membagi kumpulan surat-surat tersebut ke dalam lima bab pembahasan. Pembagian tersebut ia lakukan untuk menunjukkan adanya tahapan atau perubahan sikap dan pemikiran Kartini selama berkorespondensi. Pada buku versi baru tersebut, Armijn Pane juga menciutkan jumlah surat Kartini. Hanya terdapat 87 surat Kartini dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang". Penyebab tidak dimuatnya keseluruhan surat yang ada dalam buku acuan Door Duisternis Tot Licht, adalah terdapat kemiripan pada beberapa surat. Alasan lain adalah untuk menjaga jalan cerita agar menjadi seperti roman. Menurut Armijn Pane, surat-surat Kartini dapat dibaca sebagai sebuah roman kehidupan perempuan. Ini pula yang menjadi salah satu penjelasan mengapa surat-surat tersebut ia bagi ke dalam lima bab pembahasan.
Quote:

  • Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya
Surat-surat Kartini juga diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno. Pada mulanya Sulastin menerjemahkan Door Duisternis Tot Licht di Universitas Leiden, Belanda, saat ia melanjutkan studi di bidang sastra tahun 1972. Salah seorang dosen pembimbing di Leiden meminta Sulastin untuk menerjemahkan buku kumpulan surat Kartini tersebut. Tujuan sang dosen adalah agar Sulastin bisa menguasai bahasa Belanda dengan cukup sempurna. Kemudian, pada 1979, sebuah buku berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap Door Duisternis Tot Licht pun terbit.
Buku kumpulan surat versi Sulastin Sutrisno terbit dengan judul Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya. Menurut Sulastin, judul terjemahan seharusnya menurut bahasa Belanda adalah: "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsa Jawa". Sulastin menilai, meski tertulis Jawa, yang didamba sesungguhnya oleh Kartini adalah kemajuan seluruh bangsa Indonesia.
Buku terjemahan Sulastin malah ingin menyajikan lengkap surat-surat Kartini yang ada pada Door Duisternis Tot Licht. Selain diterbitkan dalam Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya, terjemahan Sulastin Sutrisno juga dipakai dalam buku Kartini, Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan Suaminya.
Quote:

  • Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904
Buku lain yang berisi terjemahan surat-surat Kartini adalah Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904. Penerjemahnya adalah Joost Coté. Ia tidak hanya menerjemahkan surat-surat yang ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Joost Coté juga menerjemahkan seluruh surat asli Kartini pada Nyonya Abendanon-Mandri hasil temuan terakhir. Pada buku terjemahan Joost Coté, bisa ditemukan surat-surat yang tergolong sensitif dan tidak ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Menurut Joost Coté, seluruh pergulatan Kartini dan penghalangan pada dirinya sudah saatnya untuk diungkap.[*]Buku Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904 memuat 108 surat-surat Kartini kepada Nyonya Rosa Manuela Abendanon-Mandri dan suaminya JH Abendanon. Termasuk di dalamnya: 46 surat yang dibuat Rukmini, Kardinah, Kartinah, dan Soematrie.
Quote:
Quote:

  • Panggil Aku Kartini Saja
Selain berupa kumpulan surat, bacaan yang lebih memusatkan pada pemikiran Kartini juga diterbitkan. Salah satunya adalah Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Buku Panggil Aku Kartini Saja terlihat merupakan hasil dari pengumpulan data dari berbagai sumber oleh Pramoedya.
Quote:

  • Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya
Akhir tahun 1987, Sulastin Sutrisno memberi gambaran baru tentang Kartini lewat buku Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya. Gambaran sebelumnya lebih banyak dibentuk dari kumpulan surat yang ditulis untuk Abendanon, diterbitkan dalam Door Duisternis Tot Licht.
Kartini dihadirkan sebagai pejuang emansipasi yang sangat maju dalam cara berpikir dibanding perempuan-perempuan Jawa pada masanya. Dalam surat tanggal 27 Oktober 1902, dikutip bahwa Kartini menulis pada Nyonya Abendanon bahwa dia telah memulai pantangan makan daging, bahkan sejak beberapa tahun sebelum surat tersebut, yang menunjukkan bahwa Kartini adalah seorang vegetarian.[3] Dalam kumpulan itu, surat-surat Kartini selalu dipotong bagian awal dan akhir. Padahal, bagian itu menunjukkan kemesraan Kartini kepada Abendanon. Banyak hal lain yang dimunculkan kembali oleh Sulastin Sutrisno.
Quote:

  • Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903
Sebuah buku kumpulan surat kepada Stella Zeehandelaar periode 1899-1903 diterbitkan untuk memperingati 100 tahun wafatnya. Isinya memperlihatkan wajah lain Kartini. Koleksi surat Kartini itu dikumpulkan Dr Joost Coté, diterjemahkan dengan judul Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903.
"Aku Mau ..." adalah moto Kartini. Sepenggal ungkapan itu mewakili sosok yang selama ini tak pernah dilihat dan dijadikan bahan perbincangan. Kartini berbicara tentang banyak hal: sosial, budaya, agama, bahkan korupsi.
Quote:
Quote:
Peringatan
Quote:
Quote:

Hari Kartini


Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

Nama jalan di Belanda
  • Utrecht:
Di Utrecht Jalan R.A. Kartini atau Kartinistraat merupakan salah satu jalan utama, berbentuk 'U' yang ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Che Guevara, Agostinho Neto.
  • Venlo:
Di Venlo Belanda Selatan, R.A. Kartinistraat berbentuk 'O' di kawasan Hagerhof, di sekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Wibaut.
  • Amsterdam:
Di wilayah Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal dengan Bijlmer, jalan Raden Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya adalah nama-nama wanita dari seluruh dunia yang punya kontribusi dalam sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, Isabella Richaards.
  • Haarlem:
Di Haarlem jalan Kartini berdekatan dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir dan langsung tembus ke jalan Chris Soumokil presiden kedua Republik Maluku Selatan.

Menyusuri Jejak Kartini di Jepara, Jawa Tengah

Quote:
Quote:
Jepara menjadi saksi sejarah kehidupan Raden Adjeng Kartini, pejuang emansipasi wanita dalam bidang pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Di Hari Kartini 21 April ini, ayo susuri jejak pejuang ini di kota asalnya.
Quote:
Quote:
Raden Adjeng Kartini adalah pahlawan emansipasi wanita yang dikagumi tiap orang, tak kenal batasan zaman. Bahkan, sastrawan Pramoedya Ananta Toer menuangkan kisah pahlawan ini dalam bukunya "Panggil Aku Kartini Saja". Lewat buku ini, para pembacanya pun terpesona. Sosok Kartini adalah 'role model' bagi tiap wanita Indonesia.
Quote:

"Panggil Aku Kartini Saja" karya Pramoedya Ananta Toer
Quote:
Quote:
Satu tempat yang identik dengan jejak langkah Kartini adalah Jepara, kota pelabuhan yang terletak di utara Jawa Tengah. Pada hari peringatan lahirnya Kartini, Sabtu (21/4), ada baiknya Anda menyusuri jejak langkah wanita legendaris ini. Titik yang tepat untuk memulainya adalah Desa Pelemkerep, Kecapatan Mayong, Kabupaten Jepara.
Quote:
Quote:
Tepat 133 tahun silam, Kartini lahir di desa ini. Lokasinya sekitar 25 kilometer dari Kota Jepara. Rumah asli tempatnya dilahirkan memang sudah dibongkar habis, tapi Anda bisa melihat Monumen Ari-ari yang terletak di halaman belakangnya. Monumen ini berdiri di lokasi yang ditanami ari-ari atau tali pusar Kartini. Bentuknya bunga teratai, sesuai dengan bunga yang menjadi kesukaan Kartini.
Quote:

Monumen Ari-ari
Quote:
Quote:
Setelah itu, langkahkan kaki Anda menuju Pendopo Kabupaten Jepara. Inilah tempat Kartini menghabiskan waktu remajanya, ketika sang Ayah memegang jabatan Bupati Jepara. Kartini tinggal di sini sebelum dipinang oleh Bupati Rembang di usianya ke-24. Di sini pula Kartini mendapatkan pendidikan, merenungkannya, kemudian mencetuskan pemikiran-pemikirannya tentang emansipasi wanita. Di sini pula, ia memberdayakan masyarakat dengan mendirikan sekolah wanita serta membina para pengrajin ukiran.
Quote:

Bagian depan Pendopo Kabupaten Jepara
Quote:
Quote:
Tempat ketiga yang sekaligus tak boleh dilewatkan adalah Museum Kartini, yang terletak persis di Alun-alun Kota Jepara. Museum ini berisi benda-benda bersejarah peninggalan Kartini dan keluarganya. Walaupun dibangun pada 1975 -jauh setelah Kartini wafat pada 1904- museum ini menjadi bukti historis kehidupan Kartini. Peninggalan yang terdapat di dalamnya antara lain furnitur, mesin jahit, canting, serta berbagai ukiran dan anyaman rotan khas Jepara.
Quote:

Museum Kartini
Quote:

Bagian dalam Museum Kartini
Quote:
Quote:
Untuk melepas lelah selama perjalanan, inilah destinasi wisata Kartini selanjutnya: Pantai Tirta Samudera atau disebut juga Pantai Bandengan. Di pantai berpasir putih ini, Kartini pernah melakukan percakapan penting dengan salah satu pejabat pemerintah Kolonial Belanda bernama V.H. Abendanon. Waktu itu ia mengajukan beasiswa untuk belajar di Belanda, namun sayangnya usaha ini gagal.
Quote:

Pantai Bandengan
Quote:
Quote:
Tempat terakhir untuk meresapi kehidupan wanita ini adalah Pantai Kartini. Pantai pelabuhan ini punya magnet tersendiri baik dari segi alam maupun sejarah. Walaupun matahari terik bersinar, Anda bisa berteduh di bawah pohon-pohon rindang. Pun panorama matahari terbenam di pantai ini indahnya tak terelakkan. Dulu, ini adalah pantai di mana Kartini menghabiskan waktu senggang bersama saudara-saudara perempuannya. Menyaksikan sang surya perlahan turun ke peraduan.
Quote:

Sunset di Pantai Kartini
Quote:
Quote:
Berkunjung ke tempat-tempat itu akan merekonstruksi ingatan kita akan perjuangan Kartini di masa silam. Kartini telah melakukan banyak hal untuk emansipasi wanita dan pendidikan. Jangan sampai tempat-tempat ini terabaikan lalu ingatan akan Kartini pun terhapus sudah.

Thursday, April 19, 2012

Anak Hilang Bertemu Ibunya berkat Google Earth

Seorang bocah India yang tersesat lalu hilang dari keluarganya tahun 1986 akhirnya bertemu lagi dengan keluarganya 25 tahun kemudian dengan menggunakan foto satelit.



SAROO, nama bocah itu, baru lima tahun usianya ketika tersesat. Dia bepergian bersama kakaknya yang bekerja sebagai penyapu di kereta api India. "Ketika itu sudah larut malam. Kami turun dari kereta, dan saya sangat lelah sehingga saya duduk di sebuah stasiun kereta api, dan akhirnya saya tertidur," tutur Saroo seperti dilaporkan*BBC, Jumat lalu.

Tidurnya itu mengubah sisa hidupnya. "Saya pikir kakak saya akan kembali dan membangunkan saya, tapi ketika saya terbangun ia tidak terlihat. Saya melihat sebuah kereta api di depan saya dan berpikir, ia pasti di dalam kereta itu. Jadi, saya masuk ke kereta itu dan berharap saya akan bertemu saudara saya."

Namun, Saroo tidak menemukan saudaranya di kereta tersebut. Sebaliknya, ia tertidur lagi dan terkejut ketika terbangun 14 jam kemudian. Ia pada awalnya tidak menyadari kalau ia telah tiba di Kalkutta, kota ketiga terbesar India dan terkenal karena kekumuhannya.*

"Saya sangat takut. Saya tidak tahu di mana saya berada. Saya mulai mencari orang dan bertanya kepada mereka."

Segera dia merasa tidak nyaman. "Itu merupakan tempat yang sangat menakutkan. Saya pikir, tidak ibu atau ayah yang ingin anak mereka yang berusia lima tahun mengembara sendirian di daerah kumuh dan stasiun kereta api Kalkutta."

Saroo kecil harus belajar untuk mengurus dirinya sendiri. Ia menjadi pengemis, menjadi salah satu dari banyak anak yang mengemis di jalanan kota. "Saya harus sangat hati-hati. Anda tidak bisa mempercayai siapa pun." Pernah ia didekati seorang pria yang menjanjikannya makanan dan tempat tinggal, serta akan mengembalikannya ke rumah. Tetapi, Saroo curiga. "Pada akhirnya, saya pikir dia akan melakukan sesuatu yang tidak baik terhadap saya, jadi saya lari," tuturnya kepada*BBC.

Ia beruntung karena pada akhirnya bisa keluar dari jalanan. Ia diambil sebuah panti asuhan, yang lalu menawarkan dia untuk diadopsi. Dia kemudian diadopsi oleh keluarga Brierleys, pasangan dari Tasmania. "Saya akhirnya menerima bahwa saya telah tersesat dan saya tidak bisa menemukan jalan kembali ke rumah, jadi saya pikir ke Australia merupakan hal yang bagus."

Saroo hidup tenang di rumah barunya. Namun, ketika semakin dewasa, keinginan untuk menemukan keluarga aslinya semakin kuat. Masalahnya, sebagai seorang bocah lima tahun yang ketika itu masih buta huruf, ia tidak tahu nama kota tempat asalnya. Yang dia miliki hanya kenangan dalam ingatannya. Maka, ia mulai menggunakan Google Earth untuk mencari tempat kelahirannya.

"Itu seperti menjadi Superman. Anda bisa pergi dan mengambil foto berdasarkan ingatan dan bertanya, 'Apakah ini cocok?' Dan ketika Anda mengatakan, 'Tidak', Anda terus mencari dan mencari dan mencari."

Akhirnya Saroo menemukan strategi yang lebih efektif. "Saya mengalikan waktu saat saya berada di dalam kereta api, sekitar 14 jam, dengan kecepatan kereta api India dan saya mendapatkan sebuah jarak kasar, sekitar 1.200 km."

Dia lalu menggambar sebuah lingkaran di peta dengan pusatnya di Kalkutta, dengan radius berdasarkan jarak yang dia pikir telah dia tempuh dalam perjalanan itu. Hebatnya, dia segera menemukan apa yang ia cari: Khandwa. "Ketika saya menemukannya, saya perbesar. Saya menelusurinya hingga ke air terjun di mana dulu saya bermain."

Segera setelah itu ia pergi ke Khandwa, kota yang telah ia temukan secara*online. Dia menelusuri jalanan kota itu dengan kenangan masa kecilnya. Akhirnya ia menemukan rumahnya sendiri di kawasan Ganesha Talai. Tetapi, rumah itu tidak seperti yang ia harapkan. "Ketika saya sampai di pintu, saya melihat sebuah gembok di sana. Rumah itu terlihat tua dan usang, seakan-akan tidak ada orang yang pernah tinggal di situ untuk waktu yang cukup lama."

Saroo punya foto dirinya ketika ia masih bocah dan dia masih ingat nama keluarganya. Seorang tetangga mengatakan, keluarganya telah pindah. "Seorang lain datang dan kemudian orang ketiga muncul, dan ketika itulah saya merasa bahagia. Orang itu berkata, 'Tunggu di sini sebentar dan saya akan kembali'. Dan ketika ia kembali setelah beberapa menit, dia berkata, 'Sekarang saya akan membawa kamu ke ibumu.'"

"Saya merasa mati rasa dan berpikir, 'Apakah saya sedang mendengarkan apa yang saya pikirkan akan saya dengarkan?'"

Saroo kemudian dibawa untuk menemui ibunya yang berada di dekat situ. Pada awalnya, ia tidak mengenali ibunya. "Terakhir kali saya melihatnya saat dia berusia 34 tahun dan dia seorang perempuan cantik, saya lupa bahwa usia membuat perubahan. Tetapi, struktur wajah itu masih bertahan dan saya mengenalinya dan saya berkata, 'Ya, kamulah ibu saya'."

"Dia memegang tangan saya dan membawa saya ke rumahnya. Dia tidak bisa mengatakan apa-apa kepada saya. Saya pikir, dia juga mati rasa seperti saya. Dia mengalami sedikit kesulitan ketika memegang anaknya, setelah 25 tahun, yang tiba-tiba saja muncul kembali seperti hantu. "

Meskipun sudah lama takut bahwa putranya meninggal, seorang peramal mengatakan kepada ibunya bahwa suatu hari dia akan melihat putranya itu lagi. "Saya pikir peramal itu memberinya sedikit energi untuk bertahan hidup dan menunggu hari itu datang."

Bagaimana dengan saudara Saroo, yang dulu bepergian bersama dia? Sayangnya, kabar tentang dia* bukanlah kabar baik. "Sebulan setelah saya menghilang, kakak saya ditemukan di tewas di jalur kereta api," tutur Saroo seperti dikutip*BBC. Ibunya tidak pernah mengetahui apakah ada kesengajaan atau apakah anak itu hanya terpeleset dan jatuh di bawah kereta.

"Kami sangat dekat dan ketika saya keluar dari India, hal yang membuat saya sedih adalah mengetahui kakak saya sudah meninggal."

Selama bertahun-tahun, Saroo Brierley pergi tidur dengan harapan bahwa ia bisa melihat ibunya lagi dan keluarga aslinya. Sekarang dia mendapatkan itu. Ia merasa sangat bersyukur. Dia kini terus berhubungan dengan keluarganya yang baru ditemukannya lagi.* "Hal itu telah mengangkat beban dari bahu saya, saya tidur jauh lebih baik sekarang."

Ada sesuatu yang lain lagi yang membuatnya tidur lebih baik sekarang. Sejumlah penerbit dan produser film kini mulai tertarik pada kisahnya yang luar biasa itu.

Wednesday, April 18, 2012

FOTO Kapal Titanic dari Pembuatan sampai Karam di Dasar Atlantik

agan tentu sudah melihat film Titanic (yang sudah diputar berkali-kali di Tv). Film ini telah bertahun-tahun mendapat gelar sebagai film terbaik sepanjang masa sebelum disalib Avatar pada tahun 2009. Salah satu yang menyebabkan film ini begitu populer yaitu karena ceritanya yang memang diangkat dari kisah nyata. Yaitu kisah tentang sebuah kapal yang begitu mewah dan megah yang diprediksi 'tidak mungkin akan tenggelam' namun akhirnya karam didasar samudra Atlantik yang begitu dingin.
Kapal Titanic merupakan kapal penumpang milik White Star Line, dibangun di galangan kapal Harland and Wolff di Belfast, Irlandia Utara, didisain untuk menyaingi kapal Lusitania dan Mauretania milik Cunard Line. Titanic, bersama kapal saudara kembarnya Olympic dibuat untuk menjadi kapal paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat.
Quote:
Quote:
agan dapat melihat foto-foto proses pembuatan kapal Titanic, disini:
update pic proses pembuatan kapal
Spoiler for proses pembuatan :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Quote:
lanjut history
Quote:
Kapal Titanic memulai pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City, New York, pada Rabu, 10 April 1912, di bawah kendali Kapten Edward J. Smith. Ketika Titanic bergerak meninggalkan tempat berlabuhnya, ombak yang dihasilkan oleh kapal tersebut menyebabkan kapal penumpang New York, yang berlabuh di dekatnya, putus tali tambatnya dan tertarik hampir (sekitar 4 kaki) dari Titanic sebelum kapal tunda New York pergi. Kejadian tersebut baru berhenti setelah satu jam. Selepas menyeberangi selat Inggris, Titanic berhenti di Cherbourg, Prancis, untuk menurunkan dan mengambil penumpang tambahan dan berhenti sekali lagi di Queenstown (sekarang ini dikenal sebagai Cobh), Irlandia, sebelum meneruskan pelayaran ke New York dengan 2.223 penumpang.
Quote:
lanjut lagi gan history nya
Quote:
Titanic mempunyai tiga bagian kelas penumpang yang dipisahkan. Kelas ketiga juga dikenal sebagai geladak, terdiri dari kabin kecil di dek bawah, diisi oleh kebanyakan pendatang dari inggris yang mengharapkan penghidupan lebih baik di Amerika. Kabin dan ruang kelas kedua, terletak di bagian belakang, memiliki fasilitas yang sama dengan kelas satu di kapal lain. Kebanyakan penumpang kelas kedua pada mulanya menempati kelas satu di kapal yang lain tetapi, karena tidak tersedianya batu bara, maka dipindahkan ke Titanic. Kelas utama merupakan bagian kapal yang paling mewah.
Quote:
Quote:
malapetaka tak terelakan
Quote:
Pada saat pelayaran pertamanya, Titanic menabrak gunung es pada pukul 23:40 (waktu kapal), Minggu, 14 April 1912, dan tenggelam sekitar dua jam empat puluh menit kemudian pada pukul 2:20 pagi hari Senin.
Quote:
Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang,dan menjadikannya sebagai bencana laut terburuk sepanjang sejarah . Titanic dilengkapi dengan teknologi paling maju pada masanya dan orang awam percaya bahwa ia “tidak mungkin tenggelam”. Ini amat mengejutkan bagi kebanyakan orang bahwa walaupun dengan teknologi modern dan awak kapal yang berpengalaman, Titanic masih tenggelam dengan jumlah kematian yang tinggi. Bangkai kapal ini kemudian ditemukan kembali pada tahun 1985 oleh pasukan yang diketuai oleh Jean-Louis Michel dan Robert Ballard.
Quote:
PIC TERBENGKALA DI DASAR LAUT
Spoiler for terbengkala:
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :

Quote:
Artikel yang di muat media masa tahun1912 tentang titanic
Quote:
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Quote:
ruangan kelas 1
Spoiler for :
Quote:
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Quote:
ruangan kelas 2
Quote:
Spoiler for :
Spoiler for :
Spoiler for :
Quote:
ruangan kelas 3
Quote:
Spoiler for :
Spoiler for :
Quote:
para awak kapal
Spoiler for :
Quote:
Captain Edward John (E.J.) Smith
Chief Officer Henry Tingle Wilde
First Officer William McMaster Murdoch
* Second Officer Charles Herbert Lightoller
* Third Officer Herbert John Pitman
* Fourth Officer Joseph Grove Boxhall
* Fifth Officer Harold Godfrey Lowe
Sixth Officer James Pell Moody