Nilai tambah itu bukanlah terminology yang hanya cocok untuk menjelaskan barang atau jasa yang bagus. Melainkan juga bisa digunakan untuk menjelaskan keberadaan seseorang didalam lingkungannya, terutama dalam lingkungan kerja. Kita semua suka sekali dengan benda yang memiliki nilai tambah. Kita juga suka kepada pelayanan yang bernilai tambah. Kita, juga sangat suka kepada orang-orang yang memiliki nilai tambah didalam dirinya. Maka jika kita bisa menjadi pribadi yang mempunyai nilai tambah bagi lingkungan, kita akan disukai oleh banyak orang. Di kantor, hanya mereka yang mampu memberikan nilai tambah itulah yang kita sebut sebagai karyawan yang unggul. Mereka yang tidak memiliki nilai tambah hanya disebut sebagai karyawan biasa saja, alias mediocre. Agan, tentu tidak terlalu senang kalau disebut mediocre, bukan?
Di supermarket, kita melihat begitu banyak barang sejenis dengan beragam pilihan. Lantas, apa yang menyebabkan Agan memilih salah satu dari jenis-jenis barang itu? Agan tentu memiliki alasan yang kuat. Mungkin Agan memilih karena harganya yang murah. Mungkin karena kualitasnya yang bagus. Mungkin karena kualitas bagus dengan harga yang ekonomis. Semua alasan yang Agan miliki itu adalah sesuatu yang Agan anggap sebagai nilai tambah. Di setiap kantor, ada begitu banyak karyawan dengan karakter dan perilakunya masing-masing. Mengapa ada karyawan yang disukai orang sekantor, dan mengapa ada yang menjadi bahan pergunjingan? Mengapa ada karyawan yang dihormati meski jabatannya tidak tinggi, dan mengapa ada yang dipaganng sebelah mata? Itu juga soal nilai tambah yang dimilikinya dimata orang lain.
Di supermarket, kita melihat begitu banyak barang sejenis dengan beragam pilihan. Lantas, apa yang menyebabkan Agan memilih salah satu dari jenis-jenis barang itu? Agan tentu memiliki alasan yang kuat. Mungkin Agan memilih karena harganya yang murah. Mungkin karena kualitasnya yang bagus. Mungkin karena kualitas bagus dengan harga yang ekonomis. Semua alasan yang Agan miliki itu adalah sesuatu yang Agan anggap sebagai nilai tambah. Di setiap kantor, ada begitu banyak karyawan dengan karakter dan perilakunya masing-masing. Mengapa ada karyawan yang disukai orang sekantor, dan mengapa ada yang menjadi bahan pergunjingan? Mengapa ada karyawan yang dihormati meski jabatannya tidak tinggi, dan mengapa ada yang dipaganng sebelah mata? Itu juga soal nilai tambah yang dimilikinya dimata orang lain.
Quote:
Quote:
1. Nilai tambah sering terletak pada hal-hal yang sederhana Quote:
|
Quote:
2. Nilai tambah itu menghemat banyak waktu Quote:
|
Quote:
3. Nilai tambah tidak berada di jalur umum Quote:
|
Quote:
4. Nilai tambah ada dibalik hal-hal baru.
Quote:
Tidak semua orang yang berada dalam jalur umum bekerja kurang bagus seperti yang ane uraikan dalam point sebelumnya. Banyak juga orang-orang dijalur umum yang tetap berkinerja bagus. Pada umumnya, mereka adalah orang-orang yang berdedikasi dan berprestasi tinggi. Apakah masih ada nilai tambah yang bisa kita bangun di lingkungan kerja yang sudah bagus itu? Ada. Perhatikanlah, biasanya unit kerja yang berkinerja bagus itu punya efek samping. Apakah efek sampingnya? Mereka cenderung terpaku kepada hal-hal yang itu-itu saja. Kebanyakan orang enggan untuk mengganti metode atau bereksperimen dengan pola, cara, atau hal baru. Kita cenderung ingin bermain aman, sehingga selama bertahun-tahun lamanya tidak beranjak kepada hal lain. Apakah itu bagus? Mungkin. Jika kompetitor tidak melakukan yang lebih baik. Atau pelanggan tidak menuntut lebih banyak. Faktanya tidak selalu begitu. Makanya, kita mempunyai konsep ‘continuous improvement’. Artinya perbaikan terus-menerus, meskipun kita merasa apa yang saat ini dilakukan sudah baik. Agan bisa memperoleh nilai tambah dengan cara belajar hal baru dari orang-orang pilihan yang Agan nilai punya sesuatu yang bernilai lebih.
5. Nilai tambah berasal dari energy positif
Quote:
Hanya orang-orang yang memiliki energy positif yang akan mampu memberi nilai tambah bagi dirinya sendiri. Mereka yang suka mengeluh, mau menang sendiri, atau ingin gampangnya saja; tidak akan bisa memberi nilai tambah. Mengapa? Karena nilai tambah itu membutuhkan komitmen untuk terus melakukan pelatihan baik secara formal maupun informal. Sulit untuk memiliki nilai tambah pribadi jika kita berhenti belajar. Kita perlu terus mencari dan berhubungan dengan orang-orang yang mampu memberi inspirasi, lalu berlajar menyerap energy positif yang dipancarkannya. Untungnya, untuk mendapatkan pencerahan inspiratif itu kita tidak harus selalu mengeluarkan uang. Banyak sekali orang yang bersedia berbagi semangat dan system nilai yang baik secara cuma-cuma. Cari orang-orang seperti itu. Kunjungi blog dan websitenya secara rutin. Dan seraplah energy positifnya. Energy didalam tubuh kita itu kadang naik, kadang juga turun. Maka untuk menjaganya tetap tinggi, kita harus mengisinya terus. Kita membutuhkan para pencerah yang tidak henti-hentinya berbagi semangat. |
Quote:
Gan ...??
Jika kita masih berperilaku seperti kebanyakan orang, maka kita hanya akan menjadi karyawan biasa-biasa saja, tanpa memiliki keunggulan.
Agan, tentu menginginkan perbaikan dalam karir. Dipromosi kepada jabatan yang lebih tinggi, dan mendapatkan kenaikan gaji serta fasilitas yang bagus. Semua itu hanya akan bisa Agan raih jika Agan menjadi karyawan yang unggul. Sedangkan keunggulan Agan dari kolega-kolega lain sangat ditentukan oleh nilai tambah apa yang bisa Agan berikan kepada perusahaan. Jadi, mulai sekarang; mari belajar dan berkomitmen untuk meberikan nilai tambah yang lebih banyak. Karena hanya dengan cara itu kita bisa menjadi pribadi yang unggul. Baik dihadapan teman-teman. Dimata atasan. Dan terlebih lagi, dalam penilaian Tuhan. Hasilnya? Insya Allah, akan mengikutinya kemudian.