Siapa yang tak kenal kopi?
Bagi sebagian orang, kopi adalah menu yang "wajib" dinikmati. Baik sebagai teman bersantai sambil menikmati cemilan atau sambil membaca koran, maupun sebagai teman untuk siap begadang. Ibarat rokok, kopi ternyata bisa membuat penikmatnya menjadi kecanduan. Mereka rela tidak makan asalkan bisa menikmati pekatnya minuman hitam ini.
Seperti yang dialami (Alm.)Mbah Surip, Pemusik yang hits dengan tembangnya "Tak Gendong" ini bahkan bisa menghabiskan 20 cangkir kopi dalam sehari.
Serangan jantung Inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab meninggalnya musisi yang terkenal dengan rambut gimbalnya itu.
Lalu apa hubungan antara kopi dengan serangan jantung?
Kandungan utama dari kopi adalah kafein. Pada kerja jantung, kafein ini akan berpengaruh pada sistem saraf simpatik.
Sistem ini akan bekerja, dan jika kerjanya meningkat, maka akan membuat detak jantung meningkat.
Jika orang tersebut memiliki plak pada jantung, maka kondisi ini bisa menimbulkan serangan jantung.
Kafein merupakan senyawa alkaloid, utamanya terdapat dalam teh, kopi, dan biji kola. Selain terkandung dalam bahan alami, kafein juga bisa dibuat secara semisintetis. Kandungan kafein pada secangkir kopi sekitar 80-125 mg. Sedangkan satu kaleng soft drink cola mengandung sekitar 23-37 mg, teh mengandung sekitar 40 mg, dan satu ons coklat mengandung sekitar 20 mg kafein.
Meski aman dikonsumsi, kafein dapat menimbulkan reaksi yang tidak dikehendaki, seperti insomnia, gelisah, pernapasan meningkat, tremor otot/ gerakan gemetar yang berirama dan tidak terkendali, diuretik (sering kencing), warna gigi yang berubah menjadi coklat atau gelap, bau mulut, meningkatkan stress, serangan jantung, kemandulan pada pria, gangguan pencernaan, kecanduan, dan bahkan penuaan dini.
Orang yang biasa minum kopi akan menderita sakit kepala di pagi hari atau setelah 12 jam sejak mengonsumsi kopi.
Pada orang-orang tertentu, gejala itu memang tak selalu terjadi. Ada orang yang tahan minum bergelas-gelas kopi. Sementara ada pula yang tak tahan dengan kafein, meski minum segelas saja. Sensitivitas terhadap kafein ini dipengaruhi oleh:
1. Massa tubuh
Orang dengan massa tubuh rendah akan segera merasakan efek kafein dibanding orang bermassa tubuh lebih tinggi.
2. Riwayat penggunaan kafein
Orang yang jarang mengonsumsi kafein lebih rentan kena efek negatifnya dibandingkan mereka yang rutin.
3. Stres
Stres psikologis dapat meningkatkan sensitivitas seseorang terhadap kafein.
4. Faktor lain
Termasuk usia, kebiasaan merokok, penggunaan hormon atau obat-obatan tertentu, dan masalah kesehatan lain seperti serangan kecemasan.
Penelitian menunjukkan, orang yang terbiasa minum kopi lebih dari 5 cangkir sehari berisiko mengalami gangguan jantung. Selain gangguan jantung, para peneliti AS memastikan bahwa mereka memiliki bukti kuat yang menunjukkan bahwa kafein berbahaya bagi kehamilan.
Para ibu hamil yang mengkonsumsi kafein dalam jumlah banyak setiap harinya pada bulan-bulan awal kehamilan beresiko mengalami keguguran yang lebih tinggi.
Para ibu yang mengkonsumsi 200 mg kafein atau lebih per hari memiliki resiko keguguran 2x lebih besar dibandingkan dengan mereka yang sama sekali menghindarinya.
Untuk kepentingan penelitian, dikatakan 200 mg kafein setara dengan 2 cangkir kopi. Sebuah studi oleh McGill Universitas Montreal menunjukkan hubungan antara konsumsi kafein dan keguguran.
Para calon ibu harus menjauhi kafein setidaknya dalam 3 atau 4 bulan pertama kehamilannya, saran De Kun Li ahli epidemiologi dan difisi riset dari Oakland California.
Banyak peneliti mengatakan minum kafein dosis tinggi dapat menyebabkan berat bayi lahir lebih rendah. Sebuah studi di Yugoslavia, membandingkan berat bayi baru lahir antara ibu yang mengonsumsi 71-140 mg kafein dengan ibu yang mengkonsumsi kafein 0-10 mg. Ibu yang mengonsumsi 71-140 mg melahirkan bayi dengan berat seperempat lebih kecil ketimbang bayi yang dilahirkan ibu yang lain.