Laman

Tuesday, June 14, 2011

(Kisah Para Pelayan Pria yg Dikebiri) Kehidupan Kasim dalam Kekaisaran China

KASIM CHINA TERDAHULU


Spoiler for foto klasik kasim China:


Foto ini, yang diambil oleh Shitai antara 1860-1879, adalah foto salah seorang kasim di Istana Peking. Kasim adalah pria yang dikebiri dan menjadi bekerja sebagai pelayan di istana atau pegawai kerajaan.
Quote:
Kasim Kekaisaran China

Spoiler for kasim china:

Quote:
Kisah orang-orang kasim Cina atau laki-laki yang dikebiri memiliki sejarah panjang yang menarik. Mereka hanya mendapatkan akses yang langka ke keluarga kaisar. Selama berabad-abad, mereka memegang kekuasaan besar sebagai penyimpan rahasia dan intrik kehidupan keluarga kaisar.
sebelum abad ke Memelihara para kasim di dalam istana kekaisaran China adalah sebuah tradisi kuno, dan menurut catatan disebutkan bahwa tradisi memelihara para pelayan yang telah dikebiri telah ada jauh -8 S.M.

Selain keluarga kaisar, taijian merupakan kelompok pria satu-satunya yang diperbolehkan memasuki kawasan istana kekaisaran China. Mereka bertugas sebagai penjaga tempat kediaman para selir kaisar, pendamping dari istri raja dan selir-selirnya, dimana kesuciannya harus terjaga dengan baik.

Jika seorang ratu kaisar gagal menghasilkan seorang pewaris takhta, maka anak tertua dari pendamping raja akan meneruskan takhta tersebut. Dengan demikian kehadiran taijian bertujuan ganda: yaitu untuk mengawasi selir-selir kaisar dan para pendampingnya yang seringkali berjumlah ratusan dan untuk menjamin bahwa setiap anak yang dilahirkan di dalam lingkungan kerajaan adalah anak kaisar.

Di dalam tradisi China, seorang kaisar adalah amanat dari Sang Kuasa, yang memberinya hak untuk memerintah dunia dan sebaliknya juga menuntutnya untuk memelihara keseimbangan harmonisasi antara Langit dan Bumi. Karena dipercaya bahwa amanat yang dikirim oleh Langit ini dapat dicabut jika seorang kaisar memerintah dengan tidak bijaksana dan berperilaku tidak baik, maka kehidupan pribadi dari seorang putra langit sangat dilindungi dari masyarakat biasa agar mereka tidak dapat mengamati kekurangan-kekurangan kaisar mereka.

"Hanya ’kasim yang bersifat kebanci-bancian dan patuh’, yang bagai budak dengan hidup tergantung kepada kaisar yang dianggap cukup bisa ditakut-takuti untuk menjadi saksi bisu atas segala kekurangan dan kelemahan pribadi kaisar.

Seorang kaisar menaruh kepercayaan penuh kepada kasim (taijian) berawal dari pemikiran tradisional penganut Confucius sehubungan dengan kedudukan sebagai ayah. Seorang laki-laki yang dikebiri tidak dapat menghasilkan keturunan, dan taijian dipercaya tidak akan pernah secara aktif mendambakan kekuasaan politik yang akan diteruskan kepada putranya. Oleh karena alasan ini pula sehingga kaisar yang raut wajah santainya dilarang terlihat oleh pria biasa justru mengizinkan taijian memiliki akses tanpa batas untuk memasuki istana kediamannya.

"Seluruh negara besar dan kecil menderita satu kekurangan yang sama, penguasa yang dikelilingi oleh personil yang tidak layak... Siapa yang dapat mengontrol sang penguasa, pertama-tama karena ia telah menemukan semua rahasia ketakutan dan harapan para penguasa itu," tulis Han Fei Tzu, seorang ahli filosofi China kuno selama periode Negara Saling Berperang dan merupakan seorang pelopor aliran legalisme.

Sesungguhnya, peran unik seorang kasim dalam istana kekaisaran memberikan dia kekuatan yang besar. Seorang kaisar tak perlu merisaukan para kasimnya akan bersaing dan memperebutkan selir-selir dan tempat kediaman selir yang dapat mempengaruhi diposisi kaisar atas pewaris takhtanya—yang dapat mengubah perjalanan sejarah bagi dinastinya.

Seiring waktu berjalan, rasa haus akan kekuatan, kekayaan, dan pengaruh membuat banyak kasim menjadi bejat — dan motivasi mereka menjadi tidak murni lagi — dimana hal ini terjadi terutama pada periode-periode belakangan selama kekuasaan Dinasti Ming dan Qing.

Banyak keluarga yang memberikan putri-putri mereka untuk menjadi selir/gundik, para ayah memaksa mengebiri putra-putra mereka sebagai sebuah metode agar dapat mengirim mereka masuk ke dalam istana dengan harapan akan mendapatkan pengaruh lebih atas kaisar dan membawa kehormatan bagi keluarga.

Proses Pengebirian Para Kasim

Quote:
Spoiler for pisau yg digunakan untuk mengebiri kasim:



pisau yg digunakan untuk mengebiri para kasim pada akhir dinasti kekaisaran China
Quote:
Spoiler for Kasim terakhir sesaat setelah proses pengebirian:


kasim istana kekaisaran china terakhir 'sun yaoting' saat masih kecil sesaat setelah proses pengebirian
Quote:
Kebiri sifatnya amputasi, yakni pembuangan buah zakar atau testis sehingga tidak dapat lagi memproduksi sperma dan hormon testosteron (kejantanan).



Kisah Kasim Terakhir dalam Kekaisaran China




Quote:
Foto-foto Sun Yaoting
"Kasim Terakhir dalam Kekaisaran China"


Spoiler for sun yaoting:


Spoiler for sun yaoting:


Spoiler for sun yaoting:

Quote:
selama berabad-abad di cina, laki-laki yang bukan anggota keluarga kaisar hanya bisa masuk ke wilayah pribadi di kota terlarang jika mereka dikebiri.

Laki-laki seperti ini dianggap tak punya jenis kelamin, disebut sebagai orang kasim. Mereka mengebiri alat reproduksi mereka dengan harapan bisa mendapatkan akses eksklusif ke keluarga kaisar. Istana sudah menganggap mereka sebagai orang yang tak punya status hukum, sehingga tak bisa melanggar privasi keluarga. Sehingga pada akhirnya, mereka bisa memegang kekuasan politik terbesar jika terjadi pergantian dinasti.

Keputusan sun yaoting mau dikebiri terjadi tahun 1911, saat ia masih berusia delapan tahun, disesali seumur hidup. “sun yaoting meminta ayahnya untuk mengebiri dia saat baru berusia delapan tahun. Ini karena ia sangat marah pada tuan tanah setempat yang menghancurkan keluarganya. Maka ia ingin balas dendam dengan punya kekuasaan politik. Gara-gara itu, dia tidak sadar selama tiga hari dan sulit bergerak selama dua bulan. Tapi ketika ia bisa bangun dari tempat tidurnya, ia mendapatkan kaisar yang ingin ia layani telah turun tahta beberapa minggu lebih awal. Inilah awal dari rangkaian tipuan kejam atas dirinya.” sun akhirnya mendapat kesempatan melayani di istana kaisar, sebagai asisten istri kaisar terakhir cina, puyi, selama tahun 1930an.
Ketika komunis berkuasa tahun 1949, sun yang buta huruf, mendapat pekerjaan sebagai penjaga sebuah kuil. Di tempat inilah ia meneruskan hidup sampai meninggal dunia. Ia beruntung bisa bertahan karena komunis meremehkan para kasim dan menganggap mereka adalah peninggalan aneh kekaisaran masa lalu.

Sisa ‘bao’ atau alat kelamin yang dipotong lantas disimpan, nasibnya tidak begitu beruntung. Penulis jia yinghua menjelaskan. “orang kasim punya keyakinan yang kuat kalau alat kelamin mereka atau yang mereka sebut ‘harta’ seharusnya disimpan dengan baik dalam kendi di kampung halaman atau dikuburkan bersama mereka agar utuh kembali. Selama revolusi kebudayaan, saudara kandungnya sangat ketakutan dikejar-kejar makanya mereka membuang sisa potongan itu. Tanpa itu, orang kasim diyakini takkan menjadi laki-laki di kehidupan berikutnya. Sun hancur karena keputusannya menjadi orang kasim adalah demi keluarganya, tapi mereka mengabaikan dia dan menghancurkan harapan terakhirnya.”

Dari berbagai sudut, cerita sun yaoting ini menyedihkan karena merupakan gambaran nyata kemerosotan dan rasa kesepian keluarga kerajaan. Kehidupan sun yaoting juga tidak bahagia, tapi yang mengesankan dari dirinya adalah karakternya. Ia benar-benar bisa melewati masa sulit dan bermoral tinggi. Dia orang yang baik. Lewat cerita ini, kita bisa benar-benar belajar soal perode akhir sejarah cina.



Quote:
Tokoh-tokoh Kasim yang Terkenal dalam Kekaisaran China


shu diao - orang kasim yang terlibat intrik yang bertanggung jawab atas perang saudara yang terjadi di negara qi yang feodal.

zhao gao - kesayangan qin shihuangdi, yang berkomplot melawan li si (meninggal 210 sm)

zhang rang - kepala "10 changshi" (sepuluh pelayan) yang terkenal dari dinasti han timur

huang hao - orang kasim di negeri shu; juga muncul dalam kisah tiga kerajaan

cen hun - orang kasim di negeri wu pada periode tiga kerajaan

gao lishi - seorang sahabat setia dan tepercaya dari kaisar xuanzong pada masa tang

li fuguo - orang kasim dari tang yang memulai era baru pemerintahan orang kasim

yu chao'en - orang kasim tang yang memulai "karier"nya sebagai pengawas tentara

tong guan - orang kasim dari dinasti song; juga muncul dalam novel batas air

wang zhen - orang kasim pertama dari ming yang sangat berkuasa, lihat krisis tumu

liu jin - seorang kasim yang lalim dan "terkenal" lainnya.

Wei zhongxian - orang kasim paling terkenal karena jahatnya dalam sejarah tiongkok

an dehai - orang kasim yang korup dari dinasti qing - kesayangan ibu suri cixi

li lianying - orang kasim yang kejam lainnya dari dinasti qing

sun yaoting (1902–1996) - orang kasim kerajaan terakhir dalam sejarah tiongkok



Kasim China paling Terkenal di Indonesia

CHENG HO

Spoiler for Cheng Ho:


Sejak melakukan pelayaran mengelilingi dunia, Cheng Ho sempat tiga kali datang ke Palembang. Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao (馬 三保), berasal dari provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam.

Alam penyebaran Islam di Indonesia, selain dilakukan para pedagang dari Arab dan sekitarnya, ternyata para pedagang asal Tionghoa ikut berperan menyebarkan Islam di daerah pesisir Palembang. Di sini pula peran Laksamana Cheng Ho dalam menyebarkan Islam di Palembang. Armada Cheng Ho sebanyak 62 buah kapal dan tentara yang berjumlah 27.800 yang dipimpinnya itu pernah empat kali berlabuh di pelabuhan tua di Palembang. Pada 1407 Kota Palembang yang berada di bawah kekuasaan Sriwijaya pernah meminta bantuan armada Tiongkok yang ada di Asia Tenggara untuk menumpas perampok-perampok Tionghoa Hokkian yang mengganggu ketenteraman. Kepala perampok Chen Tsu Ji tersebut berhasil diringkus dan dibawa ke Peking. Semenjak itu, Laksamana Cheng Ho membentuk masyarakat Tionghoa Islam di Kota Palembang yang memang sudah ada sejak zaman Sriwijaya banyak didiami orang2 Tionghoa.


SUMBER CHENG HO