Spoiler for awas BWK:
Code:
Nama asli: Hanyu Pinyin: dikenal pula sebagai Ma Sanbao
Nama Arab: Haji Mahmud Shams) (1371 – 1433),
Quote:
|
Quote:
|
Quote:
Cheng Ho memimpin tujuh ekspedisi ke tempat
yang disebut oleh orang China Samudera Barat (Samudera Indonesia). Ia
membawa banyak hadiah dan lebih dari 30 utusan kerajaan ke China -
termasuk Raja Alagonakkara dari Sri Lanka, yang datang ke China untuk
meminta maaf kepada Kaisar. Catatan perjalanan Cheng Ho pada dua pelayaran terakhir, yang diyakini sebagai pelayaran terjauh, sayangnya dihancurkan oleh Kaisar Dinasti ching |
BIOGRAFI
Quote:
Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang
menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun
1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He,
juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao (馬 三保), berasal dari provinsi
Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Ho ditangkap dan
kemudian dijadikan orang kasim. Ia adalah seorang bersuku Hui, suku
bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namun beragama Islam. Cheng Ho berlayar ke Malaka pada abad ke-15. Pada tahun 1424, kaisar Yongle wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi (berkuasa tahun 1424-1425, memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande (berkuasa 1426-1435). |
Quote:
Nama-nama itu sangat popular di kalangan orang-orang Tionghoa Asia Tenggara, khususnya generasi tua. Namun, pengetahuan mereka akan sosok dan peran Cheng Ho lebih banyak didasarkan pada legenda atau dongeng. Cheng Ho sendiri adalah sebuah nama yang diberikan oleh Ming Cheng Tzu atau yang lebih dikenal dengan Kaisar Yong Le (Kaisar Zhu Oi), kaisar ke-23 Dinasti Ming yang berkuasa di Tiongkok dari 1403-1424. Jalinan persahabatannya dengan sang kaisar menghantarkan kepadanya anugerah jabatan tinggi dan nama keluarga baru, Cheng. Maka disebutlah dengan nama Cheng Ho. |
Quote:
Menurut sejarah resmi Dinasti Ming (Mingsi), Cheng Ho dilahirkan tahun 1371 M di Distrik Kunyang, Provinsi Yunnan, wilayah yang sudah lama dihuni oleh pemeluk Islam. la dilahirkan dari keluarga miskin etnis Hui di Yunnan. Hui adalah komunitas muslim Cina berdasarkan campuran Mongol-Turki. Ayahnya bernama Ma Hazhi (Haji Ma). Ibunya bermarga Wen. Yang menarik, ahli sejarah bernama Prof Haji Lie Shishou, Cheng Ho disebut-sebut keturunan ke-37 Nabi Muhammad saw. Dikatakan, nenek moyang Cheng Ho yang ke-11 adalah utusan duta besar negeri Bukhara yang bernama Sayyidina Syafii (cucu ke-26 dari Nabi Muhammad saw). |
Quote:
|
Quote:
Pada waktu Cheng Ho berusia 12 tahun,
Provinsi Yunnan direbut oleh tentara Dinasti Ming menggantikan Dinasti
Yuan. Saat itu Cheng Ho dan sejumlah anak muda lainnya ditawan dan
dikebiri oleh tentara Ming. Cheng Ho dibawa ke Nanjing sebagai kasim
atau pelayan intern di istana. Sejak berbakti kepada pangeran Zhu Di,
putera ke-4 Kaisar Zhu Yuanzhang (kaisar pertama Dinasti Ming), Cheng Ho
memanfaatkan segala fasilitas dengan banyak membaca dan ikut bertempur. Berkat keberanian dan kecerdasan Cheng Ho yang turut andil menggulingkan Kaisar Zhu Yunwen membuat Kaisar Zhu Di kagum padanya. Sejak itu dianugerahilah nama marga Cheng kepada Ma He (nama asli Cheng Ho). Diangkatnya sebagai kepala kasim intern di Istana, Cheng Ho bertugas membangun istana, menyediakan alat-alat istana, mengurus gudang es, dan lain-lain. |
Quote:
Pada awal abad ke-15, Kaisar Zhu Di
memerintahkan Cheng Ho untuk melakukan pelayaran-pelayaran (ekspedisi
laut) ke Samudera Barat dalam rangka menjalin persahabatan dan
memelihara perdamaian antara Tiongkok dengan negara-negara asing. Cheng
Ho pun diangkat sebagai laksamana, komandan tertinggi yang membawahi
abdi dalem di dinas rumah tangga istana. Dalam ekspedisinya, Cheng Ho didampingi oleh wakil dan dan sekretarisnya, di antaranya: Laksamana Muda Heo Shien (Husain), Ma Huan, dan Fei Shin (Faisal). Selain Ma Hu an yang mahir berbahasa Arab, Cheng Ho juga mengikut-sertakan Hassan, seorang imam dari bekas Ibukota Sin An (Changan), yang bertindak sebagai juru bahasa Arab. Dalam “politik diplomasi laut” itu Kaisar Zhu Di menggelar armada berjumlah 62 kapal besar dan 225 junk (kapal berukuran lebih kecil) serta 27.550 perwira dan prajurit, termasuk ahli astronomi, politikus, pembuat peta, ahli bahasa, ahli geografi, tabib, juru tulis, dan intelektual agama. Cheng Ho mengadakan ekspedisi laut sebanyak tujuh kali sejak 1405-1433 (tahun wafatnya Cheng Ho). Telah lebih dari 37 negara telah dikunjunginya dalam pelayarannya itu. Dilihat dari kuantitas dan waktu, ekspedisi Cheng Ho jauh melampaui para pengembara asal Eropa: Christopher Columbus, Vasco da Gama, Ferdinand Magellan, Francis Drake, dan lain-lain |
Quote:
Gavin Menzies, mantan kapal selam Angkatan Laut Kerajaan Inggris menulis buku kontroversial berjudul: 1421: The Year China Discovered America. Dalam bukunya, Menzies menyebutkan bahwa armada-armada Cheng Ho mendarat di Benua Amerika dan mengelilingi dunia jauh lebih awal ketimbang Ferdinand Magellan atau Christopher Columbus. |
Quote:
|
Quote:
|
Quote:
Atas pendapat tersebut, beberapa sejarawan
masih mempertanyakan ihwal apakah armada-armada Cheng Ho pernah
mengunjungi Amerika bagian utara sebelum orang-orang Barat? Apakah
armada Cheng Ho merupakan ekspedisi pertama yang mengelilingi dunia? Menurut pengamat sejarah dari Universitas Indonesia (UI), Leirissa, bukti-bukti yang dikumpulkan Menzies belum meyakinkan. Dengan kata lain, peta-peta Barat yang dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber-sumber Tiongkok zaman Cheng Ho itu perlu ditelaah lebih mendalam. “Tak satu pun peta China yang dapat ditemukan hingga kini, kecuali peta-peta Kangnido dan Mao Kun yang tidak mencakup informasi tentang benua Amerika,” kata Leirissa. Berikut tujuh ekspedisi pelayaran (muhibah) yang dilakukan Cheng Ho ke wilayah luar perbatasan Tiongkok: Ekspedisi I (1405-1407) berangkat dari Ibukota Nanjing ke Calicut (Kozhikode di negara bagian Kerala, India Selatan), juga mengunjungi Champa, Jawa Sriwijaya, serta beberapa tempat di Sumatera dan Srilangka (Ceylon). Ekspedisi II (1407 1409) berlayar ke India untuk mengangkat raja baru di Calicut. Ekspedisi III (1409-1411) menuju Champa, Temasek, Malaka, Sumatera (Samudra dan Tamiang), Calicut, dan Ceylon (Srilangka). Ekspedisi IV (1413-1415) adalah pelayaran ke Champa, Jawa, Sumatera, Malaya. Maladewa, Srilangka, India hingga Hormuz. |
Quote:
|
Ekspedisi V (1417-1419) menuju Champa, Jawa, Palembang, Malaka, Aden, Mogadishu, Brawa, Malindi di pantai Barat Afrika. Ekspedisi VI (1421-1422) menuju Afrika, juga melalui Malaka, Aru, Samudera, Lambri, Coimbattore, Kayal, Ceylon, Hormuz, Dhufar, La-sa, Aden, Mogadishu, Brafa, Thailand. Terakhir, ekspedisi VII (1431-1433) mengunjungi 20 negara, di antaranya menuju Vietnam bagian selatan, Surabaya, Palembang, Malaka, Samudra, Ceylon, Calicut, Afrika, dan Jeddah. Setiap pelayaran armada itu memakan waktu satu hingga tiga tahun. Meski telah keliling dunia, Cheng Ho tidak pemah berhasil mencapai Makkah.
Ketujuh pelayaran di bawah pimpinan Laksamana Cheng Ho bisa dipastikan merupakan perjalanan sebuah di*plomasi kebudayaan. Cheng Ho menyebarluaskan kebesaran kekuasaan Tiongkok dan keluhuran kebudayaan Tionghoa tanpa harus menggunakan jalan kekerasan.
Di negeri asalnya, daratan Tiongkok, Cheng Ho ditokohkan sebagai simbol diplomasi damai. Namun, sebagian sejarawan Barat masih ada yang menganggap Cheng Ho sebagai figur “neokolonialis dan imperialis”. Pelayaran Cheng Ho dianggap penuh dengan aspek kekerasan dan bertujuan sarna seperti Barat, yaitu menjajah Asia Tenggara.
Berbeda dengan sejarawan Asia yang mengatakan Cheng Ho bukan neokolonialis, karena selama berlayar tidak pemah menduduki sejengkal pun tanah orang, tidak punya koloni, dan juga tidak mengeruk kekayaan negeri lain untuk dibawa pulang ke Tiongkok. Di bawah pimpinan Cheng Ho, ada tujuh pelayaran yang dilatarbelakangi oleh ambisi Dinasti Ming untuk menunjukkan keperkasaan rniliter, keagungan budaya Tiongkok, dan keinginan memulihkan kembali hubungan kekaisaran Tiongkok dengan negara-negara pembayar upeti di wilayah selatan yang sempat terputus menjelang runtuhnya Dinasti Yuan.
Kekaisaran Ming tidak menjajah atau menempatkan tentara serta mengeksploitasi sumber daya alam wilayah-wilayah tersebut. Cheng Ho sengaja memamerkan kekuatan militer dan memperkuat hegemoni Kekaisaran Tiongkok sambil mene*barkan keluhuran kebudayaan Tiongkok dengan jalan damai, walaupun tidak segan menggunakan jalan kekerasan sebagaimana pernah dilakukannya ketika menangkap Chen Zuyi di Palembang atau saat menawan Raja Ceylon.
Salah satu tujuan pelayaran Cheng Ho ke selatan adalah untuk melacak keberadaan pemberontak bernama Chen Zuyi yang mendapat cap “bandit” atau bajak laut. Karena terdesak oleh pergerakan tentara Ming, dia terpaksa menyingkir ke Palembang.
Quote:
|
Quote:
Yang jelas, Cheng Ho bisa saja meng*gunakan
kekuatan untuk memberlakukan sistem kolonialisme dan imperialisme di
wilayah Laut Selatan. Akan tetapi hal itu tidak ia lakukan. Pelayaran
Cheng Ho, ibarat “misi diplomasi kebu*dayaan”. Itu dibuktikan oleh
berbagai petilasan di Nusantara yang memperlihatkan adanya percampuran
bu*daya lokal, Islam, dan Tiongkok.
Quote:
|
Quote:
|
Quote:
Lenyapnya kekuatan politik
kera*jaan-kerajaan besar di Nusantara mengakibatkan ketentraman dan
keamanan di seluruh lautan Nusantara menjadi terganggu. Perompak dari
daratan Cina, Jepang, India, dan terutama dari Nusantara sendiri,
leluasa menjalankan aksi. Mereka nyaris menguasai seluruh pelosok
Nusantara. Merebaknya aksi-aksi bajak laut tentu sangat mengganggu arus
perdagangan di rantau, terutama hubungan dagang antara China dan dunia
Arab serta Eropa. Dengan latar belakang itulah Kaisar Zhu Di mengutus
Laksamana Cheng Ho untuk mengarungi Lautan Barat sebanyak tujuh kali
sejak 1405 sampai 1433. (Gavin Menzies mengatakan dimulai sejak 1403).
Quote:
Quote:
Quote:
|
Quote:
Interprestasi lain oleh kalangan sejarawan
ihwal pelayaran armada-armada Cheng Ho sebetulnya merupakan usaha Kaisar
Ming untuk menantang Tamerlan dengan mencari sekutu di Asia Selatan,
khususnya India. Seperti diketahui TamerIan atau yang lebih dikenal
Timur Leng berhasrat untuk membangun kembali kejayaan bangsa Tartar
semasa Genghis Khan.