Bagaimana dengan kita?sudahkah kita memasukkan ikan ke dalam menu sehari-hari?
Manfaat ikan bagi kesehatan tubuh memang sudah bukan rahasia lagi. Tapi sebenarnya apa sih bahan yang terkandung dalam ikan sehingga katanya bisa membuat otak cerdas? dan apakah untuk mendapatkan semua khasiat itu kita harus mengkonsumsi ikan mentah-mentah seperti cara orang Jepang?
Protein pada ikan tersusun atas asam amino esensial yang lebih mudah dicerna daripada protein dari sumber hewani lainnya. Seperti yang kita ketahui, protein adalah sumber nutrisi penting untuk pertumbuhan. Nah, untuk masalah lemaknya, lemak yang terkandung dalam ikan berbeda dengan lemak yang ada pada daging sapi atau ayam. Jadi, kalau orang biasanya membatasi asupan daging merah karena takut akan lemak (jenis asam lemak jenuh) dan kolesterolnya, tidak demikian halnya dengan ikan. Ikan justru diburu karena lemaknya. Pernah dengar minyak ikan kan? Berbeda dengan lemak hewan lainnya, lemak ikan berbentuk cair bahkan pada suhu rendah sekalipun. Itulah mengapa disebut minyak ikan, bukan lemak ikan. Karena lemak biasanya mengacu pada bentuk padat seperti lemak sapi atau kambing.
Komposisi lemak pada ikan didominasi oleh asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang (Poly Unsaturated Fatty Acid = PUFA) dengan khasiat yang dahsyat. Omega 3 (atau disebut dengan asam linoleat) jenis EPA (Eicosa Pentaenoic Acid) dan DHA (Docosa Hexaenoic Acid) yang diagungkan sebagai primadona di dalam daging ikan, tak lain merupakan PUFA. Keduanya merupakan asam lemak esensial, yang berarti keberadaannya tidak bisa dibentuk sendiri oleh tubuh. Untuk mendapatkannya harus melalui makanan. Jenis asam lemak ini berkhasiat membantu perkembangan otak dan menjadi stimulan positif dalam menguatkan daya ingat.
DHA berperan penting dalam susunan jaringan otak sehingga dibutuhkan untuk pertumbuhan otak bayi. Secara alami DHA hanya ada dalam ASI dan ikan. Keunggulan lain dari omega 3 pada ikan berkaitan dengan penyakit degeneratif, seperti jantung dan hipertensi. Menurut ahli pangan, mengonsumsi ikan dengan rutin dapat menekan risiko terserang penyakit jantung koroner. Di dalam tubuh, asam lemak tak jenuh akan diubah menjadi HDL (kolesterol baik) yang dapat menurunkan risiko penyempitan pembuluh darah di jantung.
Kandungan asam lemak tak jenuh pada ikan lebih banyak tersebar pada bagian daging ikan yang berwarna kemerahan. Bagian yang berwarna kemerahan ini akan berubah menjadi kehitaman saat dimasak. Kita bisa melihat perbedaan warna ini pada potongan pindang ikan tongkol yang sering dijual di pasaran. Sayangnya, karena tidak tahu, kita sering membuang bagian ini dengan alasan estetika dan karena rasanya yang cepat tengik disebabkan oleh kandungan lemak yang tinggi. Makin dekat ke bagian kepala, kandungan asam lemak tak jenuhnya semakin tinggi.
Ikan laut merupakan sumber vitamin (A, B, D) dan mineral yang baik. Mineral selenium, yodium, kalsium, zat besi, dan zinc merupakan jenis mineral yang diunggulkan dari ikan. Selenium dan zinc merupakan mineral antioksidan yang bisa mencegah kerusakan DNA dan mencegah penuaan dini. Yodium meiliki peranan penting dalam mencegah penyakit gondok, kalsium diperlukan untuk massa tulang dan zat besi dapat mencegah anemia.
Nah, sudah jelas kan betapa banyaknya manfaat yang terkandung dalam ikan? Akan tetapi perlu diperhatikan cara-cara pengolahan ikan yang baik, karena salah-salah kita justru malah menghilangkan kandungan hebat tersebut. Kandungan omega 3 mudah rusak dan teroksidasi akibat pemanasan suhu tinggi yang terlalu lama. Untuk mengurangi kerusakannya, cara memasak ikan terbaik adalah dengan ditumis selama 3-5 menit. Atau kalau Anda yakin ikannya segar dan bebas kontaminasi, bisa saja mengonsumsinya dalam keadaan mentah seperti orang Jepang.
Yuk, dapatkan khasiat terbaik dari ikan dengan mengonsumsinya lebih sering
Ikan dengan kandungan omega 3 premium:
Ikan salmon, ikan tuna, ikan tenggiri, ikan makarel, ikan layang, ikan kakap, ikan kerapu, ikan baronang.