Joker memang benar-benar jahat. Seringkali ia digambarkan sebagai karakter yang menyebalkan, pada lain waktu dia digambarkan sebagai parodi dirinya sendiri. dia bisa jadi sangat keji dan bengis, sangat kejam atau bahkan juga tidak berbahaya, sesuai keperluan cerita.
Dalam kemunculannya yang pertama di Batman #1 (1941), joker adalah penjahat pertama yang harus ditaklukan oleh batman, tapi karakternya – dari pilihan kostum, sampai nama dan cara-caranya – berperan penting dalam cerita, dan dia menjadi tokoh penting dalam kisah-kisah batman pada tahun 1950an.
Keprihatinan sosial yang meluas terhadap efek buku komik pada kenakalan remaja, bagaimanapun, menyebabkan dibuatnya kode-kode batasan yang mengatur isi buku komik sehingga pada zaman itu sudah umum untuk membuat para pahlawan dan penjahat lebih ‘jinak’, sampai-sampai kriminalitas jadi mirip dengan kenakalan biasa dan melawan kejahatan bagaikan melawan anak pengganggu di taman bermain saja.
Tapi joker masih terus menjadi penjahat dalam kisah epkc batman. Dia akhirnya bertanggung jawab atas kematian robin (pada tahun 1988) dan cacatnya batgirl (juga pada tahun 1988). Di film batman yang pertama, joker bertanggung jawab atas kematian orang tua Bruce Wayne, itu juga berarti batman bertanggung jawab atas asal usul joker, membuat permusuhan antara batman dan joker bagaikan sebuah jalinan yang kompleks antara kebaikan dan kejahatan. Hal yang membuat mereka terus berseteru adalah tujuan mereka masing2 terhadap kota gotham, jika batman berharap untuk mewujudkan kedamaian, keamanan dan keteraturan bagi kota yang sedang krisis ini, joker ingin membebaskan apa yang dia lihat sebagai kekacauan dan kehampaan kota ini.
Untuk mewujudkan niatnya, joker harus membuat serangkaian keputusan yang berdasarkan anggapannya sendiri bahwa agendanya jauh melebihi yang lain. Kesimpulan seperti itu membuatnya semena-mena. Dia memanipulasi lembaga2 masyarakat, dari kepolisian sampai PBB dan jaringan televisi demi memenuhi ambisinya. Dia membinasakan orang2 seenaknya, untuk mengekspresikan keresahannya atau “untuk membuktikan sesuatu seperti yang dijelaskan dalam batman: the killing joke karangan Alan Moore”.
“kegilaan adalah pintu darurat…kau bisa melangkah keluar, dan menutup pintunya (untuk menghindar) dari hal2 buruk yang terjadi. Kau dapat menyimpan rapat2 hal itu…selamanya”
Asal-usul joker yang dijelaskan oleh Alan Moore mirip dengan asal-usul batman, kecuali untuk penafsiran istilah korbannya. Bruce Wayne tahu sebab kematian orang tuanya. Problem: kriminalitas dan ketidakpedulian yang mewabah di sebuah dunia yang sebenarnya indah. Solusi: perangi kriminalitas, lawan ketidakpedulian. Tapi apa yang terjadi pada seseorang yang dunianya tidak begitu indah ketika satu2nya orang yang mencintainya, yaitu istrinya yang sedang hamil, tewas tersengat listrik dari sebuah mesin pemanas botol bayi? Ketika rekan2 kerjanya yang licik memanfaatkan dirinya? Ketika satu tong bahan kimia melepuhkan kulitnya dan menghancurkan semua harapan akan hidup normal?
Cerita lain menyebutkan asal-usul joker yang berbeda. Film batman, sebagai contohnya, menggambarkan joker sebagai penjahat kelas berat yang cara2nya—bukan motivasinya—berubah ketika bahan kimia beracun menghancurkan tubuhnya. Di film, joker tewas dalam suatu peristiwa secara kebetulan tapi selalu dibangkitkan kembali menjadi lebih jahat.
Tapi diluar asal-usulnya, adalah tujuan penjahat itu sendiri yang tak pernah benar-benar berubah: untuk menguasai dunia apapun caranya dan untuk memusatkan perhatian dunia kepada dirinya. Dalam kisah Moore, joker berusaha untuk mendefinisikan kembali apa artinya realita bagi tawanannya:
“Orang biasa! Secara fisik tidak istimewa, malahan mungkin sedikit cacat. Mengetahui arti penting rasa kemanusiaan yang terlalu dibesar-besarkan. Kesadaran sosial yang timpang dan optimisme yang usang… yang paling menjijikan adalah, gagasan tentang keteraturan dan kewarasan yang payah dan tak berguna. Jika terlalu banyak hal yang dibebankan kepada mereka…semua akan hancur.”
“Bagaimana bisa hidup, aku dengar kau bertanya? Bagaimana mungkin mahluk malang dan menyedihkan ini bertahan dalam dunia masa kini yang keras dan tak masuk akal? Sedihnya, jawabannya adalah “tidak begitu baik”, dihadapkan dengan fakta yang bisa dipungkiri bahwa keberadaan manusia adalah gila, tanpa arti dan tujuan, seorang diantara delapan dari mereka akan menjadi gila! Siapa yang dapat menyalahkan mereka? Dalam sebuah dunia yang sakit jiwa seperti ini…respon yang lain adalah gila!”.
Sudah paham logikanya? Tidak menjadi gila adalah menjadi gila. Joker melihat dirinya sendiri sebagai semacam mesia—“jadilah gila, karena aku gila”—tapi dia juga bersaing dengan yang lain, dari musuh besar superman, Lex Luthor sampai musuh X-men, Magneto. Hasrat untuk berkuasa dengan cara apapun dan hanya mementingkan diri sendiri: kedua hal inilah yang membuat joker, dan karakter seperti dirinya, penjahat.