Pikiran ibarat pisau. Dia adalah alat yang mesti diasah secara berkala untuk memaksimalkan potensinya. Pikiran bisa berkembang terus-menerus sepanjang hidup. Pemahaman pun demikian juga, apa yang kita pahami sebagai sesuatu yang benar mungkin suatu saat tidak terlalu benar. Sebab, kita telah menemukan pemahaman yang lebih benar. Misalnya, pemahaman seorang anak tentang segala sesuatu. Ketika dewasa pemahaman tentang segala sesuatu semestinya juga turut berkembang, kian dewasa, makin matang.
Namun, kadang ada beberapa pemahaman kita yang masih ketinggalan. Takut atau jijik terhadap cicak misalnya, boleh jadi itu sejatinya peninggalan pemahaman kanak-kanak yang masih tertanam di alam bawah sadar. Untuk mengatasinya, berikut ini ada 25 tip seadanya deh untuk mengembangkan otak (pemahaman) Anda:
1. Lakukan Apa Yang Paling Anda Takuti
Maksudnya, hal yang akan mengubah pikiran Anda lebih cepat dari apa pun adalah dengan menghadapi ketakutan Anda sendiri. Kalau takut mati bagaimana? Yah, ya jangan lalu bunuh diri. Ini tentang mengatasi rasa takut melakukan sesuatu yang wajar.
contoh : agan takut ama kucing, padahal orang lain biasa aja tuh ama kucing
2. Pahami Diri
Banyak orang mengalami kesulitan untuk memahami dirinya sendiri. Berdayakan pikiran untuk menganalisis dan berintrospeksi tentang segala hal yang akan atau sudah Anda lakukan.
3. Berhenti Bicara
Ada kalanya kita mesti diam sejenak, tidak melulu membicarakan orang atau hal lain di luar diri. Dengan begitu pikiran akan mengarah ke dalam dan kita bisa mulai mengenal diri sendiri. Berhenti bicara juga artinya mulai mendengar dan menyimak omongan orang lain. Hal ini bila dilatih dapat mengembangkan pemahanan kita terhadap orang lain. Orang lebih membuka diri bila kita biarkan dia menjelaskan tentang dirinya secara tuntas.
4. Perkuat Kekuatan Yang Sudah Ada
Kadang-kadang kita terlalu fokus untuk berusaha menutupi kelemahan atau kesalahan kita. Padahal lebih penting untuk berkonsentrasi untuk memperkuat kelebihan yang kita punya.
5. Nonton Pameran Seni
Anda mungkin tak terlalu menghargai seni ataupun berpartisipasi di dalamnya. Tapi, sekadar menonton lukisan atau patung dapat membuat Anda lebih memahami orang lain, yang dalam hal ini menuangkan pemikirannya dalam karya seni. Meski cuma sekilas tapi kita bisa mengamati dan mengambil pelajaran dari apa yang terjadi dalam pikiran orang lain.
6. Berikan Sesuatu Tanpa Kepentingan
Menyumbang pembuat perangkat lunak gratisan di internet atau pengemis di jalan lebih besar dari biasanya. Lakukan hal itu tanpa ada kepentingan apa-apa, walau itu berharap pahala sekalipun. Anda akan mengajari pikiran supaya ikhlas, terbebas dari gagasan materialisme atau gagasan bahwa memberi itu harus berharap ada yang kembali.
7. Baca Buku Penulis Yang Dibenci
Membaca buku yang ditulis oleh penulis yang tidak disukai membuka kesempatan untuk menguji pengendalian pikiran kita sendiri. Ini memungkinkan kita melihat sisi lain, pemikiran yang mungkin kontras atau bertolak belakang dengan kita. Tiap orang semestinya punya sisi positif. Cobalah cari dari si penulis.
8. Ada Harapan dan Tujuan
Jika orang bekerja untuk mencapai tujuan tapi tanpa harapan, dia tak akan peduli dengan hasil pekerjaannya. Bila orang sudah tak peduli dengan hasil, maka dia tak bisa diharapkan.
9. Bersyukur
Tak semua hal dari apa yang kita cintai dan miliki adalah lantaran hasil pengharapan atau upaya sendiri. Bahkan, mungkin sebagian datang begitu saja. Maka, luangkan waktu setiap hari untuk bersyukur atas hal-hal baik yang kita punya dalam hidup.
10. Lakukan Hal Yang Baik Diam-diam
Manusia cenderung ingin dipuji dan karenanya kita biasanya memberitahu orang lain tentang perbuatan baik kita, tapi menyembunyikan yang tidak terlalu baik. Cobalah sesekali berbuat atas dasar kepedulian saja, tidak lebih, dan jangan beritahu teman, pacar, maupun keluarga.
11. Berbagi Keterampilan
Kadang orang yang paling terampil atau ahli dalam suatu bidang adalah yang paling pelit berbagi. Padahal, ketika berbagi pengetahuan atau ketrampilan, Anda tak hanya menjadi punya kekuatan untuk membantu orang lain, tapi juga otomatis meningkatkan keterampilan sendiri. Sebab, dari berbagi itu biasanya timbul pertanyan dan mengarah pada munculnya pemahaman yang mungkin belum kita punya sebelumnya.
12. Memaafkan
Kadang perilaku kita tak mencerminkan pemikiran atau bahkan karakter kita sendiri. Istilahnya khilaf atau sedang stres. Cobalah terus mengingatkan diri sendiri bahwa ketika orang lain bertingkah menyebalkan, mungkin dia juga sedang stres. Tapi kalau terus-terusan mungkin orang itu butuh bantuan psikolog atau psikiater.