Laman

Saturday, June 11, 2011

Silikon Dalam Tubuh, Amankah?

MARAKNYA pemberitaan mengenai sepak terjang Malinda Dee "Ratu Pembobol bank", tak lepas dari pemberitaan mengenai wajah cantiknya. Beberapa media mensinyalir bahwa wajah cantik dan tubuh indah Malinda diperolehnya dengan cara melakukan serangkaian bedah plastik menggunakan sejumlah materi yang biasa digunakan dalam proses tersebut. Seperti silikon, kolagen, botox, asam salicyclic, resorcin phenol, atau asam triJdoroacetic (TCA).

Sebenarnya proses bedah plastik sudah tidak asing lagi di kalangan artis berbagai belahan dunia ini. Dengan kondisi keuangan mereka yang berlebih, wajah dan tubuh ala "Barbie" pun bisa diperoleh. Terlepas dari semua hal itu, amankah jika silikon berada dalam tubuh untuk kurun waktu cukup lama? Silikon dalam ilmu kimia adalah nama suatu unsur yang dalam sistem periodik unsur termasuk golongan me-taloid (semilogam) dengan nomor atom 14. Dilambangkan dengan huruf Si, silikon memiliki titik didih 1410 C dan titik leleh 2314 C. Dalam keadaan murni, silikon adalah unsur yang lunak sehingga dapat diiris menjadi lembaran-lembaran tipis.

Silikon banyak digunakan dalam peralatan elektronik seperti chip komputer, perangkat semikonduktor, dan sel surya. Sementara itu, silikon yang biasa digunakan dalam proses bedah plastik, dibedakan penulisannya menjadi silikon atau polysiloxan. Silikon merupakan suatu polimer (rantai) inorganik unsur silikon (Si) yang berikatan dengan unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen(O). Dalam hal ini, ikatan yang terbentuk antara Si dan O merupakan rantai utama atau disebut "tulang belakang". Ikatannya digambarkan sebgai berikut. ....Si-O-Si-O-Si-O-Si-O-Si-O-Si... Unsur-unsur lainnya yang terikat pada atom Si, seperti atom C dan H, bertindak sebagai side group. Silikon yang paling umum disintesis adalah polydimethylsiloxane linear (PDMS) dan oligosiloxanes. Silikon yang tidak berbau dan tidak berwarna ini bersifat stabi] pada suhu tinggi, tahan air (hi-drofobik), tahan oksidasi, tahan terhadap reaksi kimia, dan tahan terhadap aliran listrik (bersifat isolator).

Dengan sifat-sifatnya tersebut, penggunaan silikon ini cukup luas. Awalnya silikon digunakan untuk pelumas, lem, penyegel, dan gasket. Dalam dunia medis silikon digunakan untuk implan-tasi beberapa bagian tubuh seperti payudara. Beberapa elastomer silikon yang disintesis misalnya digunakan sebagai material isolasi polimer pada isolator listrik tenaga listrik outdoor.

Terdapat beberapa keuntungan yang dimiliki material ini, di antaranya bersifat dielektrik, ringan, memiliki kekuatan mekanik yang lebih baik dan tahan gempa, serta mudah penanganannya dibandingkan dengan material konvensional (porselen/keramik dan gelas).

Dalam dunia media dikenal tiga bentuk silikon yaitu

1.Silikon padat, bentuknya menyerupai karet penghapus. Banyak digunakan untuk katup jantung buatan, pengganti testis, kateter, serta persendian buatan. Silikon padat juga digunakan untuk impian hidung, dagu, pipi, serta untuk membantu penderita gangguan ereksi dengan menggunakan materi silikon padat yang dapat ditiup.

2.Silikon berbentuk gel dalam wadah silikon padat, bentuknya menyerupai dodol, dengan tingkat perlekatan molekul sangat baik, digunakan untuk impian payudara atau betis. Keistimewaan silikon jenis ini adalah jika dibelah tidak akan meleleh atau menyebar, tetapi akan tetap mengikuti bentuk wadah penyimpannya.

3.Silikon cair. Silikon bentuk cair dalam dunia medis digunakan dalam operasi retina. Dalam beberapa kasus, ditemui adanya retina yang lepas dari posisinya yang disebabkan berbagai faktor sehingga perlekatannya kembali dibantu dengan silikon cair. Namun, untuk teknik penyuntikan silikon cair ke beberapa bagian tubuh, sejak tahun 1970 Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) telah melarangnya. Hal ini disebabkan banyaknya masalah yang timbul pas-capenyuntikan. Silikon cair ini karena sifatnya yang cair, pascapenyuntikan terkadang dapat menyebar lalu mengalir ke suatu tempat, berkumpul di suatu tempat sehingga menimbulkan penyumbatan.

Dunia kedokteran modern menggolongkan silikon sebagai bahan terbaik untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada bagian-bagian tubuh (terutama untuk mereka yang mengalami kecela-kaan/cacat bawaan) karena penolakan tubuh terhadap silikon tergolong ren-

dah. Suhu tubuh pun tidak memen-garuhinya. Namun, untuk beberapa orang tertentu yang memiliki alergi, pemakaian silikon perlu dikonsultasikan dahulu dengan dokter ahli.

Dalam proses impian payudara terdapat tiga jenis impian yang biasa digunakan, yaitu

1.Impian berisi garam fisiologis (saline/NaCl). Impian jenis ini biasanya dibungkus dalam kantong silikon dan cenderung mudah bocor atau berkerut karena hanya berisi air. Impian jenis ini relatif kurang dapat dibentuk sesuai keinginan.

2.Impian berisi gel silikon padat yang dibungkus kembali dengan kantong silikon, didesain khusus hingga terasa lembut dan fleksibel sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan.

3.Impian berisi gel silikon yang kohesif. Impian ini merupakan tipe terbaru. Gel kohesif ini tidak akan meleleh atau menyebar. Walaupun jika kantong pembu ngkusnya bocor atau dibelah.

Menurut para ahli, impian silikon yang dipasang pada payudara hanya akan mengalami kebocoran jika mengalami trauma luka dada yang parah

(misalnya dada ditusuk dengan benda tajam). Dengan teknik pemasangan yang tepat dan akurat, proses menyusui masih dapat dilakukan oleh pasien yang dipasangi impian pada payudaranya, asalkan impian silikon dipasang di balik kelenjar payudara.

Daya tolak reaksi jaringan tubuh terhadap silikon breast implant menurut para ahli tergolong sangat rendah sehingga sejauh ini cukup aman, tidak terbukti menyebabkan kanker. Kalaupun ada pasien yang terbukti mengidap kanker setelah operasi, kemungkinan pasien tersebut sudah memiliki sel kanker sebelum operasi.

Bagaimanapun, walaupun impian silikon ke dalam tubuh dinilai aman, tetap perlu disadari bahwa silikon adalah benda sintesis yang komposisinya tidak sama dengan komposisi tubuh kita. Bagi tubuh, silikon tetaplah benda asing, umumnya tubuh akan bereaksi terhadap benda asing yang masuk ke tubuh. Bagi seseorang yang memiliki tingkat penolakan tubuh yang tinggi, keberadaan silikon dapat berujung pada kematian. Beberapa kasus pun ditemui terjadinya radang kronik pada tempat dilakukannya suntik/-implan silikon.

Seperti diketahui, segala sesuatu di permukaan bumi sangat dipengaruhi gaya gravitasi, tak terkecuali impian silikon dalam tubuh. Beberapa kasus ditemui impian silikon yang telah dipasang sekian lama, mengalami pergeseran mengikuti gaya gravitasi, seperti pasien yang memasukkan silikon ke penisnya, lama-lama penis akan terasa berat ke bawah sehingga menyulitkan saat ereksi.

Demikian pula untuk impian silikon di payudara dan tempat- tempat lainnya, lama-lama gaya gravitasi akan menarik impian-impian tersebut menggeser kedudukannya ke arah bawah sehingga dapat dibayangkan akan seperti apa bentuknya kelak.

Silikon yang sudah masuk ke tubuh, baik yang masih utuh maupun yang sudah mengalami pecah sehingga menyebar ke bagian tubuh lainnya, tidak dapat dikeluarkan tubuh dengan sendirinya, tetapi harus melewati pem-bedahan. Untuk silikon yang pecah dan menyebar ke beberapa bagian tubuh lainnya, tentu saja akan semakin menyulitkan dalam proses pembe-dahnnya. Jadi, mana yang akan Anda pilih? Cantik alami tanpa risiko atau cantik ala silikon yang berisiko?