Quote:
Perempuan pejuang 45 yaitu Raden Adjeng Kartini (lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879 – meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada umur 25 tahun) atau sebenarnya lebih tepat disebut Raden Ayu Kartini adalah seorang tokoh suku Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa,
Quote:
Raden Adjeng Kartini
|
Quote:
Emi Saelan
|
Pada bulan Juli 1946 ia menggabungkan diri dengan pasukan Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (Lapris) dibawah pimpinan Ranggong Daeng Romo yang meneruskan perjuangan gerilya dihutan-hutan.
Pada waktu satuan-satuan Belanda menyerang Kasi-kasi, Emmy Saelan meletuskan granat ketengah-tengah Belanda yang akan menangkapkan. Delapan tentara Belanda tewas, dan 1 pejuang Indonesia: Emmy Saelan sendiri.
Perempuan pejuang lainnya
Laswi
Jo Pramita
Jo Paramita Abdurachman, tokoh putri pejuang kemanusiaan yang konsekwen. Namanya tak dapat dipisahkan dari pembangunan Palang Mera Indonesia pada masa awal-awal revolusi.
Dwijaya
Herawati Diah
Ktut Tantri
S.K. Trimurti
Ny. Sunarjo Mangunpuspito
Laswi
Spoiler for pejuang 45:
Jo Pramita
Jo Paramita Abdurachman, tokoh putri pejuang kemanusiaan yang konsekwen. Namanya tak dapat dipisahkan dari pembangunan Palang Mera Indonesia pada masa awal-awal revolusi.
Spoiler for pejuang 45:
Dwijaya
Spoiler for pejuang 45:
Spoiler for pejuang 45:
Spoiler for pejuang 45:
Spoiler for pejuang 45:
Spoiler for pejuang 45: